Angka yang jauh lebih tinggi dari median inilah yang membuat sistem keselamatan kerja di Tesla dipertanyakan oleh beberapa pekerja Tesla yang masih bekerja ataupun sudah tidak bekerja di pabrik itu lagi.
Laporan tersebut juga mengungkap dugaan adanya upaya pengabaian sistem keselamatan kerja oleh Tesla.
Pengabaian tersebut tertuang dalam dugaan adanya pemotongan biaya dalam hal konstruksi, pemeliharaan, dan operasi secara rutin dengan cara yang membahayakan pekerja dan tak memerhitungkan faktor keselamatan.
Sumber dalam laporan juga memberitahu bahwa tuntutan manajemen untuk produksi yang cepat telah menyebabkan kelalaian keselamatan.
Saksi melaporkan bahwa sempat terjadi beberapa peristiwa seperti mesin berat, termasuk crane, balok baja, dan saluran udara, yang nyaris jatuh menimpa pekerja di dekat jalur produksi mobil.
Pada musim panas tahun lalu, pergelangan kaki seorang karyawan terjepit di bawah kereta bergerak, membuatnya absen lebih dari empat bulan.
Beberapa hari kemudian, seorang pekerja lagi terkena benda logam di kepala, membuatnya absen selama 85 hari, menurut laporan.
Karyawan Tesla di pabrik tersebut mengatakan mereka menyaksikan forklift bertabrakan dengan pekerja di lantai perakitan.
Selain itu, di sekitaran Tahun Baru 2023, air secara tidak sengaja tercampur dalam aluminium cair yang digunakan di area pengecoran yang memproduksi bagian bawah Tesla Model Y.
AKibat kejadian tersebut, terjadi ledakan yang disebut saksi terdengar seperti "ledakan sonic".
Ledakan itu mengirim bola api dan kemudian asap ke udara dan membuat karyawan berlari ketakutan, menurut laporan tersebut.
Namun, tidak diketahui berapa banyak orang yang terluka, karena informasi itu tidak termasuk dalam dokumen yang diajukan kepada inspektur keselamatan di Texas.
(Tribunnews.com/Bobby)