edua ekonomi terbesar itu sudah terlibat perang dagang sejak awal tahun 2018 lalu dan menerapkan sanksi tarif hingga ratusan miliar dolar terhadap barang satu sama lain.
Adapun berbagai faktor penyebab perang dagang antara AS dan China di diantaranya adalah karena AS menganggap China melakukan praktik perdagangan yang tidak adil seperti melakukan pencurian kekayaan intelektual. Juga, akibat melebarnya defisit perdagangan antara kedua negara.
Imbas dari pecahnya perang dagang AS dan China kini sudah cukup terasa, bahkan sampai mengancam pertumbuhan ekonomi global dan menjuruskan dunia ke dalam ancaman resesi.
Iran – Arab Saudi
Arab Saudi memutuskan hubungan dengan Iran pada 2015 setelah kedutaannya di Teheran diserbu pemberontak Houthi yang bersekutu dengan mantan presiden Ali Abdullah Saleh.
Pengambilalihan kekuasaan oleh Houthi itu mendorong koalisi pimpinan Saudi untuk melakukan intervensi beberapa bulan kemudian,hingga 100.000 orang dilaporkan tewas dan 250.000 orang kehilangan tempat tinggal akibat pertempuran ini, dikutip dari The Guardian.
China - Taiwan
Konflik antara China dan Taiwan menjadi salah satu isu geopolitik yang paling kompleks dan bergejolak di Asia Timur. Konflik bermula ketika China menganggap Taiwan sebagai bagian tak terpisahkan dari wilayahnya yang harus kembali diintegrasikan ke dalam Republik Rakyat China.
Namun Taiwan berpegang pada klaim kedaulatannya sebagai negara merdeka dengan identitas nasional tersendiri. Persoalan ini mengakibatkan ketegangan dan mengganggu stabilitas di kawasan tersebut selama beberapa dekade
Beijing bahkan berulang kali menggelar parade latihan militer besar-besaran untuk menggertak Taiwan. Meski konflik ini tak memicu korban jiwa namun perang dingin antara China - Taiwan diprediksi akan memberikan kerugian skala besar seperti berubahnya tatanan sistem geopolitik dunia, bahkan kerugian internal dari kedua negara.