Pada Selasa (2/1/2024), peristiwa penting saat itu adalah kematian Saleh Al-Arouri Wakil Pemimpin Hamas, di Beirut, Lebanon.
Meski tidak terafiliasi secara langsung ke Iran, Saleh Al-Arouri disebut mendapat hak perlindungan dari Hizbullah, kelompok yang didukung Iran, di Lebanon.
Hamas disebut-sebut juga mendapat pelatihan tempur dan dukungan lainnya dalam pembangunan infrastruktur militer dari Teheran.
Peristiwa kedua, Rabu (3/1/2024), terkait langsung dengan Iran adalah dua ledakan di kerumuman saat peringatan empat tahun kematian komandan Garda Revolusi Iran, Qasem Solaimani.
Israel disebut-sebut sebagai dalang dari ledakan yang menewaskan lebih dari 100 orang ini.
Teranyar, terbunuhnya Asisten komandan operasi militer PMF Irak, Moshtaq Taleb Al-Saidi.
PMF, koalisi milisi yang secara nominal berada di bawah kendali militer Irak dilaporan juga didukung oleh Iran.
Sejak pecahnya perang Israel-Hamas pada 7 Oktober, sekelompok milisi dukungan Iran yang menamakan dirinya Perlawanan Islam di Irak telah melakukan lebih dari 100 serangan terhadap pangkalan-pangkalan yang menampung pasukan AS di Irak dan Suriah.
Kelompok tersebut mengatakan, serangan tersebut merupakan balasan atas dukungan Washington terhadap Israel dalam perang melawan Hamas yang telah menewaskan lebih dari 20.000 orang di Gaza.
Selain itu serangan tersebut bertujuan untuk mengusir pasukan AS keluar dari Irak.
(oln/almydn/AP/*)