TRIBUNNEWS.COM - Kelompok militan Hamas sudah berulang kali membantah tuduhan yang menyebut mereka menggunakan rumah sakit di Gaza sebagai markas.
Namun baru-baru ini, laporan intelijen Amerika Serikat (AS), mengklaim bahwa pejuang Hamas menggunakan rumah sakit di Gaza sebagai Pusat Komando.
Penilaian intelijen AS pertama kali dilaporkan oleh New York Times.
Versi rahasia dari penilaian intelijen telah dikirim ke anggota parlemen di Kongres AS.
Dikutip dari AP News, rumah sakit di Gaza telah memainkan peran penting dalam narasi perang Israel-Hamas.
Baca juga: Israel Mau Usir Warga Palestina di Gaza ke Tengah Afrika, Tel Aviv Bahas Rencana Relokasi ke Kongo
Berdasarkan hukum perang internasional, rumah sakit punya status perlindungan khusus.
Namun rumah sakit bisa saja kehilangan status tersebut juga digunakan sebagai tujuan militer.
Pada November 2023 kemarin, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyerbu Rumah Sakit Al Shifa.
Penggerebekan tersebut memicu kritik internasional yang intens.
Washington meyakini bahwa anggota Hamas telah dievakuasi beberapa hari sebelum IDF menyerbu komplek tersebut pada 15 November 2023.
Gedung Putih menyebut bahwa sebelum IDF memasuki komplek tersebut, militan Hamas menghancurkan dokumen-dokumen sensitif dan barang-barang elektronik.
Baca juga: IDF Kepergok Culik Bayi usai Lakukan Serangan, Kemenlu Palestina Desak Israel Kembalikan ke Gaza
Sebelum penggerebekan di rumah sakit tersebut, militer Israel meluncurkan model 3D Rumah Sakit Shifa di Gaza.
Peta tersebut menunjukkan serangkaian instalasi bawah tanah yang dikatakan sebagai bagian dari pusat komando dan kendali Hamas, berada di bawah fasilitas layanan kesehatan terbesar di wilayah tersebut.
Militer Israel belum mengungkap infrastruktur apa pun yang seluas dan berkembang seperti yang diklaim sebagai pusatnya.
"Saya dapat mengonfirmasi kepada Anda bahwa kami memiliki informasi bahwa Hamas dan Jihad Islam Palestina menggunakan beberapa rumah sakit di Jalur Gaza, termasuk Al Shifa, dan terowongan di bawahnya untuk menyembunyikan dan mendukung operasi militer mereka serta menyandera,” kata Juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby.
Baca juga: WHO: Kelaparan dan Penyakit Menular Meningkat, Sebabkan Risiko Tingginya Angka Kematian di Gaza
Badan-badan intelijen AS yakin bahwa Hamas dan kelompok Palestina lainnya yang memerangi Israel menggunakan Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza untuk memimpin pasukan dan menyandera beberapa orang, menurut laporan intelijen Amerika yang baru dibuka pada hari Selasa (2/1/2024).
Target militer yang sah
Para pejabat Israel mengatakan Hamas telah membangun sebuah kompleks besar di bawah rumah sakit tersebut, menjadikannya target militer yang sah.
Namun para kritikus mengatakan operasi militer tersebut secara efektif memutus dan menutup bagian penting dari jaringan medis Gaza dengan sedikit bukti bahwa Hamas menggunakan rumah sakit tersebut sebagai pos komando.
Baca juga: Saleh Al-Arouri Dibunuh Israel, Hamas Blokir Pembicaraan soal Gencatan Senjata di Gaza
Kompleks tersebut digunakan oleh Hamas dan Jihad Islam Palestina untuk memimpin pasukan yang berperang melawan Israel, kata pejabat AS yang tidak mau disebutkan namanya.
Badan intelijen AS belum mengungkapkan bukti yang menjadi dasar penilaian mereka.
Pejabat itu mengatakan AS telah mengkonfirmasi informasi tersebut secara independen, dilansir Times of Israel.
Seorang pejabat senior intelijen AS mengatakan pada hari Selasa (2/1/2024) bahwa pemerintah Amerika terus percaya bahwa Hamas menggunakan kompleks rumah sakit dan lokasi di bawahnya untuk menjalankan aktivitas komando dan kontrol, menyimpan senjata dan menyandera “setidaknya beberapa orang.”
Setelah operasi, militer Israel membawa wartawan ke sebuah lubang di kompleks yang mengarah ke jaringan terowongan.
Belakangan, militer menunjukkan terowongan di bawah rumah sakit.
Baca juga: Amerika Serikat Tolak Seruan Pejabat Israel untuk Usir Warga Palestina dari Gaza
Dalam beberapa minggu sejak operasi tersebut, organisasi berita terus mengajukan pertanyaan tentang kehadiran Hamas di rumah sakit tersebut.
Dan organisasi kesehatan dan kemanusiaan mengkritik operasi Israel.
Sebuah tim kemanusiaan yang dipimpin oleh Organisasi Kesehatan Dunia, yang mengunjungi Al-Shifa segera setelah pasukan Israel menyerbu rumah sakit tersebut, menyebutnya sebagai “zona kematian.”
Namun penilaian intelijen Amerika tetap yakin bahwa rumah sakit tersebut digunakan oleh Hamas.
"Data intelijen baru ini mewakili penilaian Amerika terkini," kata para pejabat.
Kompleks itu digunakan oleh Hamas dan Jihad Islam Palestina untuk memimpin pasukan yang berperang melawan Israel, menurut intelijen.
Baca juga: 38 Tentara Israel Diamputasi Sejak Perangi Hamas di Jalur Gaza, 1.600 Lainnya Stres
Tidak ada bukti visual
Badan-badan mata-mata tersebut tidak memberikan bukti visual.
Seorang pejabat AS mengatakan mereka yakin dengan penilaian mereka.
Didasarkan pada informasi yang dikumpulkan oleh Israel dan badan intelijen Amerika sendiri, yang dikumpulkan secara independen, ada temuan mayat dua sandera di dekat kompleks tersebut, kata para pejabat.
Penilaian intelijen Amerika yang baru mengatakan penilaian Israel setidaknya sebagian benar bahwa beberapa sandera ditahan di atau di bawah kompleks tersebut.
Namun para sandera tersebut tampaknya telah dipindahkan saat Hamas dievakuasi.
Pasukan Israel menangkap direktur rumah sakit, Muhammad Abu Salmiya, pada 23 Desember, dikutip dari Jewish Chronicle.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)