- Serangan udara besar-besaran Israel di Gaza yang menyebabkan kematian hampir 60 sandera Israel, juga membuktikan Israel tidak penduli dengan kehidupan warga mereka yang ditawan di Gaza.
Kelima, faktanya, sejumlah pemukim Israel di permukiman Gaza, memiliki senjata, dan bentrok dengan pejuang Palestina pada 7 Oktober.
Para pemukim itu terdaftar sebagai warga sipil, padahal faktanya mereka adalah oang-orang bersenjata yang berperang bersama tentara Israel.
Keenam, ketika berbicara tentang warga sipil Israel, harus diketahui bahwa wajib militer (wamil) berlaku untuk semua warga Israel yang berusia di atas 18 tahun - laki-laki wamil selama 32 bulan dan perempuan selama 24 bulan - di mana semua orang dapat membawa dan menggunakan senjata.
Ini didasarkan pada teori keamanan Israel tentang "rakyat bersenjata" yang mengubah entitas Israel menjadi "tentara dengan negara terikat".
Ketujuh, pembunuhan brutal terhadap warga sipil merupakan pendekatan sistematis entitas Israel, dan salah satu cara untuk mempermalukan rakyat Palestina.
Pembunuhan massal terhadap warga Palestina di Gaza adalah bukti nyata dari pendekatan tersebut.
Baca juga: Rencana 90 Hari, Upaya Qatar Setop Perang Israel dan Hamas di Jalur Gaza
Kedelapan, saluran berita AlJazeera mengatakan dalam sebuah film dokumenter, dalam satu bulan agresi Israel di Gaza, rata-rata anak-anak Palestina yang terbunuh dalam sehari adalah 136.
Sementara, rata-rata pembunuhan anak-anak di Ukraina - selama agresi Rusia - satu anak setiap hari.
Kesembilan, mereka yang membela agresi Israel tidak melihat peristiwa tersebut secara obyektif, melainkan membenarkan pembunuhan massal Israel terhadap warga Palestina, dengan mengatakan akan ada korban jiwa di kalangan warga sipil ketika pejuang Hamas menyerang.
Tetapi, mereka tidak akan menggunakan asumsi tersebut jika menyangkut Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober.
Kesepuluh, kami yakin bahwa setiap penyelidikan yang adil dan independen akan membuktikan kebenaran narasi kami dan akan membuktikan besarnya kebohongan dan informasi menyesatkan dari pihak Israel.
Hal ini juga mencakup tuduhan Israel mengenai rumah sakit di Gaza, yang mengatakan bahwa Palestina menggunakan rumah sakit tersebut sebagai pusat komando; suatu tuduhan yang tidak terbukti dan sudah dibantah oleh laporan dari banyak kantor pers Barat.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)