Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, RIYADH - Pemerintah Arab Saudi belanja persenjataan ;lebih banyak dari Korea Selatan untuk mengantisipasi meletusnya perang besar di Timur Tengah.
Pemerintah keluarga Raja Saud meneken nota kesepahaman pembelian senjata dan alat tempur dari Korea Selatan, Senin (6/2/2024).
“Korea Selatan dan Arab Saudi resmi menandatangani nota kesepahaman untuk memperluas kerja sama pertahanan, sebagai upaya untuk melanjutkan penjualan senjata di wilayah tersebut,” kata Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA) Seoul.
Selain merampungkan proyek akuisisi senjata, dalam nota kesepahaman tersebut Menteri Pertahanan Korsel dan Menteri Garda Nasional Arab Saudi Abdullah bin Bandar Al Saud juga sepakat memperkuat kerja sama militer kedua negara dan kemitraan pertahanan.
Dengan cara membentuk komite bersama yang bertugas meneliti dan mengembangkan sistem persenjataan guna memperkuat sektor pertahanan di tengah menegangnya konflik Israel – Hamas.
DAPA tak menjelaskan secara rinci terkait senjata apa saja yang diborong Arab.
Studi Strategis (IISS) yang berbasis di London pada November 2020 menyebutkan bahwa perusahaan Korea Selatan, Hanwha, Poongsan, dan LIG Nex1 tengah menyelesaikan kesepakatan dengan Arab Saudi untuk meluncurkan roket rudal, amunisi dan sistem elektro-optik.
Baca juga: Militer AS Potensi Terlibat Perang Israel-Hamas di Gaza, Pasukannya di Irak Disuruh Siaga
"Kami berharap kemitraan ini akan memperkuat hubungan kemitraan strategis yang berorientasi masa depan antara kedua negara,"
"Ini akan menjadi peluang untuk meningkatkan kerja sama praktis di industri pertahanan dengan berkontribusi pada penguatan hubungan persahabatan dan peningkatan saling menguntungkan," kata Menteri DAPA Eom Dong-hwan, dikutip Reuters.
Korsel Jadi Pedagang Senjata Terbesar di Dunia
Arab Saudi bukanlah satu-satunya negara yang kepincut membeli senjata buatan Korsel. Sejak beberapa tahun terakhir, kecanggihan senjata dan armada tempur buatan pabrik Korsel sukses memikat sejumlah negara besar untuk melakukan akuisisi.
Seperti Polandia, anggota kunci dari organisasi NATO yang tahun lalu memborong ratusan peluncur roket Chunmoo, tank K2, howitzer self-propelled K9, dan pesawat tempur FA-50 buatan Korsel.
Baca juga: 17.000 Anak-anak di Gaza Hidup Tanpa Pendamping dan Menderita Krisis Kesehatan Mental
Perusahaan Korea Selatan tidak mengungkapkan harga unit senjata yang mereka jual.
Namun pasca Timur Tengah memanas sejak tahun 2013 dan 2022 ekspor senjata dari Korea Selatan ke Timur Tengah tumbuh hampir 10 kali lipat hingga mencapai 17 miliar dolar AS.
Angka tersebut lebih tinggi ketimbang penjualan tahun sebelumnya yang hanya 7,25 miliar dolar AS.