Kecepatan maksimumnya adalah 15 kilometer per jam.
Kabin lapis baja melindungi tembakan senjata kecil dan pecahan peluru artileri.
Beberapa sumber menyatakan, buldoser Pasukan Israel mampu menahan bahan peledak berukuran besar dari bom pinggir jalan dan bahkan dapat mengalihkan peluru RPG.
Namun laporan terbaru, menyebut, improvised explosive device (IED) alias bom rakitan Brigade Al-Qassam mampu menghancurkan alat berat ini dalam sebuah jebakan.
Ini mengindikasikan, milisi perlawanan sudah menyesuaikan alat peledak yang mereka gunakan terhadap karakteristik tiap target yang mereka tuju.
Baca juga: Perwira Brigade Givati Israel: Tiap Hari Kami Masuk Perangkap Hamas, Banyak Kaki Tentara Diamputasi
Misi Tempur
Buldoser lapis baja D-9 digunakan untuk berbagai tugas, termasuk menyingkirkan persenjataan dan amunisi yang dapat meledak, membersihkan area jebakan, menghancurkan benteng, membuka jalan, memulihkan kendaraan lapis baja yang terdampar, membangun penghalang pasir dan berbagai barikade, serta mempersiapkan posisi pertahanan.
Israel juga menggunakannya untuk serangan ofensif dan peperangan kota untuk meminimalkan korban jiwa pasukannya.
Buldoser Tempur D-9 Israel Hancur Kena Bom Rakitan Al-Qassam, Harganya Capai Rp 18,7 Miliar Per Unit
Netzarim Membara, Dua Tentara Israel Tewas Kena Tembak Tank Sendiri, Yang Lain Kena Ranjau Al Qassam
Mereka digunakan dalam konfrontasi dengan warga sipil tak bersenjata untuk membersihkan lingkungan, menghancurkan rumah, mengisi terowongan, dan menggali lokasi.
Mereka juga telah digunakan dalam operasi bantuan dan evakuasi dalam keadaan darurat setelah operasi skala besar.
Tentara Israel juga mengandalkan mereka untuk menarik tank tempur utama dan kendaraan tempur lainnya yang berbobot lebih dari 70 ton, saat mengalami kerusakan di medan perang.
Penggunaan Militer
Penggunaan buldoser dalam pertempuran di Israel dimulai pada perang tahun 1956, perang tahun 1967, perang Oktober 1973, dan perang Lebanon tahun 1982.
Hal ini disebabkan adanya laporan dari daerah pertempuran dan konfrontasi dengan perlawanan Palestina, yang mengharuskan ditemukannya sarana perlindungan dari tembakan senjata ringan dan pecahan peluru artileri.
Israel beralih ke buldoser D-9 karena struktur teknik dan kekuatan mekanisnya, serta fleksibilitas alat berat ini untuk dimodifikasi secara besar.
Tentara Israel memiliki sekitar 100 buldoser lapis baja modelnya, selain versi modern, "D-9T."