Menurutnya, serangan itu bertentangan dengan pernyataan pemerintah Israel bahwa mereka memiliki tindakan pencegahan untuk meminimalkan kerugian bagi warga sipil.
“Di antara mereka yang tewas dalam serangan yang melanggar hukum ini adalah seorang bayi perempuan yang belum menginjak usia 3 minggu, seorang pensiunan dokter terkemuka berusia 69 tahun, seorang jurnalis yang menyambut keluarga pengungsi di rumahnya, dan seorang ibu yang berbagi tempat tidur dengannya yang berusia 23 tahun, putri berusia satu tahun," papar Guevara-Rosas.
Laporan Amnesty International ini dikeluarkan setelah keputusan sementara Mahkamah Internasional bulan lalu, yang menyoroti risiko genosida yang nyata dan akan segera terjadi.
Diketahui, warga Palestina mencari perlindungan di Rafah setelah tentara Israel melancarkan pemboman intensif terhadap kota-kota Gaza dan Khan Younis, serta kota-kota dan lingkungan di sekitarnya, dalam beberapa bulan sejak 7 Oktober 2023.
Dilansir The Guardian, sebelum perang, Rafah merupakan sebuah kota kecil yang luasnya hanya 150 kilometer persegi.
Kota Rafah yang tergolong miskin bahkan menurut standar Gaza, menampung sekitar 250.000 orang.
Kantor hak asasi manusia PBB (OHCHR) di Gaza sempat melaporkan bahwa lebih dari separuh populasi wilayah tersebut yang berjumlah 2,3 juta orang tinggal di sana.
Tel Aviv memaksa lebih dari 1,3 juta warga Palestina untuk pindah ke Rafah, menjanjikan mereka bahwa kota di perbatasan Mesir akan aman.
Namun, kini mereka mengancam akan melakukan serangan militer terhadap kota tersebut.
Israel juga meminta warga sipil setempat untuk kembali pindah, di tengah pertanyaan apakah masih ada tempat yang tersisa untuk direlokasi.
Baca juga: Joe Biden Ngotot Minta Jeda Perang di Gaza Selama 6 Pekan untuk Gencatan Senjata Permanen
Update Perang Israel-Hamas
Diberitakan Al Jazeera, setidaknya 67 warga Palestina tewas dalam serangan udara dan laut Israel di Rafah pada Senin pagi, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza.
Tentara Israel mengatakan mereka menyelamatkan dua tawanan dari sebuah rumah di lingkungan Shaboura di Rafah dalam semalam, tapi Hamas mengecilkan operasi tersebut.
Hamas mengatakan tiga tawanan lagi yang ditahannya tewas dalam serangan udara Israel.
PBB memperingatkan “tingkat kerawanan pangan akut, kelaparan, dan kondisi hampir mirip kelaparan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Gaza”.