Namun, menunggu untuk melihat apa yang dibawa oleh para mediator dari pembicaraan mendatang dengan Israel.
“Kami membahas usulan kami dengan mereka (Mesir) dan kami akan menunggu sampai mereka kembali dari Paris,” kata pejabat Hamas.
Terakhir kali pembicaraan serupa diadakan di Paris, pada awal bulan Februari.
Pembicaraan itu menghasilkan garis besar perpanjangan gencatan senjata pertama, yang disetujui oleh Israel dan Amerika Serikat.
Hamas menanggapinya dengan proposal balasan, yang kemudian ditolak oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan menyebutnya sebagai "delusi".
Hamas, yang diyakini masih menyandera lebih dari 100 sandera dalam serangan 7 Oktober di Israel selatan, mengatakan pihaknya akan membebaskan mereka hanya sebagai bagian dari gencatan senjata yang berakhir dengan penarikan passukan Israel dari Gaza.
Israel mengatakan mereka tidak akan mundur sampai Hamas dibasmi.
Rencana Netanyahu Terhadap Gaza Pasca Perang
Pada Kamis (22/2/2024) malam, Benjamin Netanyahu menyampaikan kepada kabinet keamanannya rencana resmi untuk Gaza setelah pertempuran berhenti.
Netanyahu menekankan bahwa Israel berharap untuk mempertahankan kontrol keamanan atas daerah kantong tersebut setelah menghancurkan Hamas.
Ia juga tidak ingin melihat peran Otoritas Palestina (PA) yang berbasis di Tepi Barat di sana.
Washington lebih menyukai peran PA yang direformasi.
Baca juga: Netanyahu Gembar-gembor Rencana Pascaperang, Otoritas Palestina: Ditakdirkan untuk Gagal
Dua pejabat Palestina yang mengetahui perundingan tersebut mengatakan Hamas belum mengubah pendiriannya dalam upaya mencapai kesepakatan.
Hamass masih menuntut agar gencatan senjata diakhiri dengan penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza.
Rafah diserang
Sementara itu, pesawat dan tank Israel menggempur daerah-daerah di Jalur Gaza semalaman.