Minggu ini, mereka akan bertemu lagi untuk membahas persiapan serangan terhadap Rafah, kota perbatasan selatan di mana sekitar 1,5 juta pengungsi Palestina mencari perlindungan.
Dikutip dari The Guardian, kesepakatan mungkin akan menunda operasi tersebut, namun tidak akan mencegahnya, kata Netanyahu dalam sebuah wawancara dengan CBS.
Rencana serangan terhadap pejuang Hamas di Rafah telah mendorong seruan internasional agar Israel menahan diri, termasuk dari sekutu terpenting Israel, Amerika Serikat.
Namun Netanyahu, yang menjanjikan "kemenangan total", mengatakan operasi diperlukan untuk membasmi empat batalion pejuang Hamas yang bermarkas di sana.
Baca juga: Eks Mayor jenderal Israel Ungkap Kekacauan IDF di Perang Gaza, Disembunyikan Pemerintah Netanyahu
"Kita tidak bisa membiarkan Hamas diam saja. Kami tidak bisa meninggalkan seperempat batalyon Hamas di Rafah dan berkata, ya, tidak apa-apa," kata Netanyahu.
"Jika kita sepakat, (operasi di Rafah) akan sedikit tertunda. Tapi itu akan terjadi. Kalau tidak ada kesepakatan, kami akan tetap melakukannya. Ini harus diselesaikan," lanjutnya.
Gencatan Senjata Bisa Tercapai Beberapa Hari Lagi
Penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, mengatakan Amerika Serikat berharap kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas bisa tercapai "dalam beberapa hari mendatang".
Sullivan menolak memberikan rincian soal "kontur dasar" kesepakatan gencatan senjata, namun mendesak para perunding untuk bergerak cepat dalam kesepakatan apa pun.
Baca juga: Netanyahu Gembar-gembor Rencana Pascaperang, Otoritas Palestina: Ditakdirkan untuk Gagal
"Kami berharap dalam beberapa hari mendatang, kami dapat mencapai titik di mana terdapat kesepakatan yang tegas dan final mengenai masalah ini," ucap Sullivan, dikutip dari The Washington Post.
"Jadi kami memberitahu semua orang, termasuk pemerintah Israel, bahwa kami mempunyai pendirian teguh bahwa segala upaya harus dilakukan untuk mencapai perjanjian ini, dan kemudian kami dapat bergerak maju dari sana," lanjutnya.
Langkah selanjutnya, menurut Sullivan, mencakup diskusi antara Qatar dan Mesir dengan Hamas.
"Pekerjaan itu sedang berlangsung," katanya.
Media Israel melaporkan Minggu malam bahwa Israel mengirim delegasi ke Doha, Qatar, pada hari Senin.
Baca juga: 99 dari 120 Anggota Knesset Israel Dukung Netanyahu Tolak Pendirian Negara Palestina Merdeka
Menurut surat kabar Haaretz, perjanjian ini akan mencakup pejabat tingkat rendah yang bertanggung jawab untuk mengklarifikasi aspek teknis dan administratif dari perjanjian tersebut, namun tanpa wewenang untuk membuat keputusan besar.