Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, GAZA – Departemen Informasi Pemerintah di Gaza melaporkan bahwa Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah menghancurkan lebih dari 500 masjid yang berada di kawasan Gaza.
Pernyataan itu dirilis Departemen Informasi Pemerintah Gaza sepekan jelang bulan suci Ramadhan yang diperkirakan jatuh pada 12 Maret mendatang. Tak hanya menargetkan masjid IDF juga turut menghancurkan 3 gereja bersejarah yang ada di Gaza.
“Selama perang berlangsung militer Israel telah telah menghancurkan lebih dari 500 masjid dengan rincian 217 masjid hancur seluruhnya dan 284 rusak sebagian,” jelas Departemen Informasi Pemerintah Gaza, dikutip dari TASS.
Baca juga: Israel Sejajar Korea Utara Jadi Negara Paling Terisolasi di Dunia, Pariwisata Mati Imbas Perang Gaza
Tindakan yang dilakukan Israel sontak memicu kritikan dari sejumlah pihak, termasuk Euro-Med Monitor yang menilai pengeboman tempat ibadah yang dilakukan Israel merupakan pelanggaran pada hukum kemanusiaan internasional dan hukum perang.
"Imbas pengeboman Israel, kami tidak lagi mendengar adzan di lingkungan kami karena kehancuran total di wilayah timur kota, termasuk masjid," kata seorang warga Khan Younis, Khaled Abu Jame kepada Middle East Eye.
Selain menargetkan infrastruktur penting dan tempat ibadah warga Palestina, serangan brutal militer Israel di Gaza yang pecah sejak 7 Oktober silam juga membuat 200 situs bersejarah di Gaza berubah menjadi reruntuhan gurun.
Salah satunya Museum Rafah, museum koin kuno ini didirikan setelah pemerintah Palestina menghabiskan waktu sekitar 30 tahun untuk mengumpulkan koin kuno, pelat tembaga dan perhiasan. Namun akibat serangan udara Israel pada 11 Oktober lalu, sebagian besar bangunan Museum Rafah hancur.
Kerugian ini yang membuat Otoritas Palestina mendesak pemerintah Israel untuk bertanggung jawab membayar biaya rekonstruksi kota Gaza yang mencapai 15 miliar dolar AS.
Baca juga: Warga Gaza Makan Kaktus Hingga Rumput Liar Akibat Akses Bantuan Diboikot Militer Israel
"Israel harus bertanggung jawab atas kehancuran dan korban jiwa di jalur Gaza dan memikul tanggung jawab atas rekonstruksinya," kata Perdana Menteri Mohammad Shtayyeh.
Akses Masuk Masjid Al-Aqsa Dibatasi Saat Ramadan
Selain melakukan serangan, belakangan ini Otoritas Israel juga gencar melakukan pembatasan akses masyarakat Palestina ke Masjid Al Aqsa selama Ramadhan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben Gvir, dengan dalih untuk mencegah kekerasan dan kerusuhan di kompleks masjid tersebut seperti yang terjadi pada tahun 2017 yang menyebabkan kematian beberapa orang.
Adapun pembatasan ini bukan kali pertama yang dilakukan Israel, sebelumnya negara Zioni situ telah berulangkali melakukan pembatasan akses ke situs tersebut, terutama menjelang hari raya keagamaan seperti Ramadhan.
Hamas Serukan Aksi Protes
Merespon pembatasn yang dilakukan Israel, Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh menyerukan warga Palestina agar beramai-ramai datang ke Masjid Al Aqsa pada awal Ramadan.
Seruan tersebut ditujukan untuk menyuarakan aksi protes atas pembatasan yang terus dilakukan oleh Israel, terhadap akses warga Palestina ke tempat suci umat Islam tersebut.
"Ini adalah seruan kepada masyarakat kami di Yerusalem dan Tepi Barat, untuk berbaris ke Al Aqsa sejak hari pertama Ramadan," ujar Haniyeh.
Dalam kesempatan itu, Haniyeh juga meminta Poros Perlawanan sekutu Iran yang terdiri dari Hizbullah Lebanon, Houthi Yaman, dan Perlawanan Islam di Irak untuk meningkatkan dukungan mereka terhadap warga Palestina di Gaza.