News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Koalisi Maritim AS Klaim Gagalkan Serangan Drone Houthi Berskala Besar di Laut Merah

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dalam foto yang disediakan oleh Kementerian Pertahanan ini, rudal Sea Ceptor ditembakkan dari HMS Richmond untuk menembak jatuh dua pesawat tak berawak Houthi, pada 9 Maret 2024, di Laut Merah

TRIBUNNEWS.COM, YAMAN - Koalisi maritim yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS) di Laut Merah menggagalkan serangan pesawat tak berawak besar-besaran yang dilakukan oleh Houthi, Sabtu saat milisi Yaman tersebut mengklaim telah menembakkan puluhan pesawat tak berawak dan rudal balistik ke arah kapal-kapal komersial dan angkatan laut.

Komando Pusat AS mengatakan bahwa kapal-kapal angkatan laut, pesawat-pesawat tempur dan kapal-kapal lainnya dari negara-negara sekutu menembak jatuh 15 pesawat tak berawak yang ditembakkan oleh milisi Houthi di Yaman ke arah kapal-kapal komersial dan angkatan laut di Laut Merah.

Amerika menuduh milisi ini membahayakan navigasi maritim internasional di jalur pelayaran yang strategis tersebut.

Dilansir dari Arabnews, militer Perancis juga mengatakan, kapal perang dan pesawatnya menembak jatuh empat pesawat tak berawak yang diluncurkan oleh Houthi pada hari Sabtu yang menargetkan operasi maritim Uni Eropa di Teluk Aden.

Di Sanaa, juru bicara militer Houthi, Yahya Sarea, mengatakan bahwa angkatan laut dan pesawat tak berawak mereka meluncurkan sejumlah rudal ke kapal kargo milik Amerika Serikat, Propel Fortune, dan  37 pesawat tak berawak ke kapal-kapal Angkatan Laut Amerika Serikat di Laut Merah dan Teluk Aden.

Houthi mengklaim bahwa serangan rudal dan drone mereka terhadap kapal-kapal AS adalah untuk mendukung rakyat Palestina dan pembalasan dendam atas pengeboman AS dan Inggris terhadap wilayah-wilayah yang berada di bawah kendali mereka di Yaman.

Baca juga: Houthi Yaman Pakai Senjata yang Tidak Bisa Dideteksi untuk Serang Kapal, AS dan Inggris Ketar Ketir?

Menurut informasi tentang kapal yang ditargetkan di www.marinetraffic.com, yang menyediakan data tentang pergerakan dan keberadaan kapal, kapal curah tersebut berlayar di bawah bendera Singapura dan meninggalkan Pelabuhan Dhamra di India pada 25 Februari menuju sebuah lokasi yang dirahasiakan dan memposting sebuah pesan "Tidak terhubung ke Israel" di situs web untuk menghindari target Houthi.

Sejak November, Houthi yang didukung Iran telah menyita sebuah kapal komersial dan meluncurkan ratusan pesawat tak berawak, rudal balistik, dan kapal yang dioperasikan dari jarak jauh dan sarat bahan peledak, terhadap kapal-kapal komersial dan angkatan laut asing di Laut Merah, Selat Bab Al-Mandab, dan Teluk Aden.

Houthi mengklaim bahwa serangan mereka dimaksudkan untuk mendorong Israel agar melepaskan pasokan air, makanan, dan obat-obatan ke Jalur Gaza yang terkepung di Palestina.

Namun, banyak orang Yaman percaya bahwa Houthi menyerang kapal-kapal tersebut untuk memenangkan hati dan pikiran warga Yaman yang marah atas operasi militer Israel di Gaza, untuk mengalihkan perhatian dari kegagalan mereka dalam menangani layanan publik atau membayar pegawai negeri di daerah-daerah di bawah kekuasaan mereka, dan untuk mempersiapkan serangan terhadap lawan-lawan mereka di Yaman.

Tawfeeq Al-Sharjabi, menteri air dan lingkungan hidup Yaman, dan seorang anggota sel krisis pemerintah Yaman yang ditugaskan untuk menangani kapal MV Rubymar yang tenggelam di Laut Merah, mengatakan kepada Arab News bahwa seorang ahli tumpahan minyak dari tim PBB akan membantu penyelamatan kapal tersebut setelah tiba di Aden pada hari Sabtu dan 4  anggota tim yang tersisa dari tim yang sama akan tiba dalam beberapa hari mendatang.

"Ketika para ahli yang tersisa tiba, yang diantisipasi dalam beberapa hari, mereka akan bertemu dengan sel manajemen krisis kapal pemerintah untuk membahas rencana tanggap darurat dan memulai pendaratan dan inspeksi di lapangan," kata Al-Sharjabi.

Pada tanggal 2 Maret, kapal berbendera Belize dan dioperasikan oleh Lebanon itu tenggelam di Laut Merah, membawa lebih dari 21.000 ton pupuk NPS amonium fosfat-sulfat dan lebih dari 200 ton bensin, hampir dua minggu setelah mengalami kerusakan parah akibat rudal Houthi.

Kapal tersebut telah menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya bencana lingkungan di Laut Merah, sehingga mendorong pihak berwenang Yaman untuk meminta bantuan internasional untuk mengambil kapal tersebut.

Pada hari Sabtu, ratusan orang, termasuk para nelayan, mengadakan demonstrasi di wilayah Khokha Laut Merah untuk mengutuk serangan Houthi terhadap kapal-kapal di Laut Merah dan mendesak penyelamatan kapal yang tenggelam.

Para demonstran memegang spanduk yang menuduh Houthi merusak keamanan Laut Merah dan kehidupan bahari, serta mengancam mata pencaharian mereka.

"Penargetan kapal-kapal komersial merusak kami, para nelayan, bukan Israel," demikian bunyi salah satu poster.

"Ribuan keluarga nelayan menghadapi kelaparan akibat penenggelaman kapal Rubymar," ujar yang lainnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini