Sekutu global dan kritikus mendesak Netanyahu untuk menunda serangan terhadap Rafah, karena khawatir akan jatuhnya korban sipil dalam jumlah besar.
Meskipun dapat kecaman dari berbagai pihak, Netanyahu tetap ingin melancarakan rencananya untuk melakukan serangan darat di Rafah.
Ia mengklaim serangan di Rafah ini untuk mencapai berbagai tujuan Israel, salah satunya membebaskan sandera.
“Tekanan internasional sebesar apa pun tidak akan menghentikan kami untuk mewujudkan semua tujuan perang: melenyapkan Hamas, melepaskan semua sandera kami, dan memastikan bahwa Gaza tidak lagi menjadi ancaman terhadap Israel,” kata Netanyahu pada pertemuan pemerintah hari Minggu (17/3/2024).
Ia juga meminta kepada pasukannya untuk tidak tunduk dengan tekanan internasional.
“Kita tidak boleh menyerah pada tekanan-tekanan ini, dan kita tidak akan menyerah pada tekanan-tekanan ini,” tambahnya.
Ia menuduh tekanan Internasional ini agar mendesak Israel untuk mengadakan pemilu baru di tengah perang dan menggulingkan pemerintahannya.
“Mereka melakukan ini dengan mencoba menyelenggarakan pemilu sekarang, di tengah perang. Dan mereka melakukan ini karena mereka tahu bahwa pemilu sekarang akan menghentikan perang dan melumpuhkan negara setidaknya selama enam bulan,” katanya, dikutip dari Anadolu Anjansi.
Menurutnya, apabila perang berhenti saat ini, maka akan membuat Israel kalah dalam konflik ini.
"Jika kita menghentikan perang sekarang sebelum semua tujuannya tercapai, itu berarti Israel kalah perang, dan kami tidak akan membiarkan hal itu terjadi," jelasnya.
Konflik Palestina vs Israel
Israel telah melancarkan serangan militer mematikan di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023.
Hingga saat ini, lebih dari 31.600 warga Palestina meninggal dunia.
Sebagian besar korban merupakan perempuan dan anak-anak.
Warga yang terluka telah mencapai 73.700 akibat kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.
Perang Israel ini menyebabkan 85 persen penduduk Gaza terpaksa mengungsi di tengah blokade yang melumpuhkan sebagian besar makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Sementara 60 persen infrastruktur di wilayah Gaza telah rusak dan hancur.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Konflik Palestina vs Israel