TRIBUNNEWS.COM - Delapan pelaut, tujuh diantaranya pelaut asal Indonesia tewas dalam kasus tenggelamnya kapal tanker berbendera Korea Selatan MT Keoyoung Sun di perairan Jepang, hari Rabu sekitar pukul 07.00 waktu setempat.
Kapal MT Keoyoung Sun diawaki 11 kru yang terdiri dari 2 orang kru berkebangsaan Korea Selatan, satu diantaranya sebagai master, 1 orang berkebangsaan China sebagai koki dan 8 orang berkebangsaan Indonesia.
Menurut BBC, kapal tanker MT Keoyoung Sun tenggelam setelah terbalik di lepas pantai barat Jepang.
Satu orang awak kapal ditemukan selamat. Sementara dua lainnya masih hilang, menurut keterangan penjaga pantai Jepang.
Kapal tanker MT Keoyoung Sun terbalik di Prefektur Yamaguchi setelah krunya menelepon untuk meminta bantuan melalui radio sekitar pukul 07:00 pada hari Rabu (22:00 GMT Selasa).
Pencarian masih dilakukan untuk mencari dua pelaut lainnya yang berada di kapal tersebut.
Kapal tersebut dikabarkan sedang berlabuh karena cuaca badai. Operasi penyelamatan berlangsung di dekat Kota Shimonoseki di barat daya negara itu.
Baca juga: Angkatan Laut Iran Sita Kapal Tanker AS Advantage Sweet Beserta Minyak-minyaknya Senilai Rp 785 M
Kecepatan angin mencapai 54 km (33 mil) per jam diukur di daerah tersebut pada hari Rabu.
Mengutip informasi yang dibagikan akun Instagram @pelaut_indohits, satu korban selamat adalah ABK bernama Ryan Yudatama Lizar.
Kapal tanker MT Keoyoung Sun sedang dalam perjalanan dari pelabuhan Jepang Himeji ke Ulsan di Korea Selatan, menurut NHK.
Bertindak sebagai kapten kapal adalah warga Korea Selatan.
Petugas penjaga pantai Jepang membenarkan, diantara awak kapal terdapat warga negara Korea Selatan lainnya, seorang warga negara Tiongkok, dan delapan warga negara Indonesia.
Kapal tanker itu membawa 980 ton asam akrilat, kata para pejabat.
Kondisi kapal tanker berbendera Korea Selatan MT Keoyoung Sun yang terbalik dan tenggelam di perairan Jepang, hari Rabu, 20 Maret 2024 sekitar pukul 07.00 waktu setempat karena cuaca buruk.