Israel Marah-Marah ke AS, Hamas Sambut Resolusi DK PBB: Siap Bebaskan Sandera dan Letakkan Senjata
TRIBUNNEWS.COM - Reaksi berbeda ditunjukkan dua kubu yang berperang di Gaza, gerakan pembebasan Palestina, Hamas dan Israel atas keputusan resolusi dewan keamanan PBB yang memerintahkan gencatan senjata segera di Gaza.
Hamas dilaporkan menyambut baik diadopsinya resolusi Dewan Keamanan PBB yang memerintahkan “gencatan senjata segera” di Jalur Gaza selama dua minggu tersisa bulan suci Ramadan, Senin (25/3/2024).
Baca juga: Ben-Gvir: Menunggu Adalah Kesalahan, Israel Harus Serang Rafah Sekarang
"Gerakan tersebut menekankan dalam sebuah pernyataan “kesiapannya untuk segera melakukan pertukaran tahanan di kedua belah pihak,” dan menyerukan perlunya mencapai gencatan senjata permanen yang mencakup penarikan semua pasukan Israel dari Jalur Gaza yang terkepung dan kembalinya para pengungsi ke rumah mereka," tulis laporan Khaberni.
Gerakan tersebut juga menekankan perlunya kebebasan bergerak bagi warga Palestina dan masuknya bantuan kemanusiaan ke seluruh wilayah Jalur Gaza, termasuk alat berat untuk mengangkat puing-puing dan mengevakuasi jenazah korban yang terjebak di bawah reruntuhan rumah mereka selama ini.
Baca juga: Peluru Al Qassam Rontokkan Tentara Israel Penyerbu Al Shifa yang Ngumpet: Tank IDF Kena Roket Yassin
Gerakan Hamas juga meminta Dewan Keamanan untuk menekan Israel agar mematuhi gencatan senjata dan menghentikan genosida dan pembersihan etnis di Gaza.
Hamas menegaskan hak rakyat Palestina untuk mendirikan negara merdeka dan berdaulat dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya, serta hak untuk kembali dan menentukan nasib sendiri sesuai dengan resolusi internasional dan hukum internasional.
Baca juga: BREAKING NEWS: Israel Kalah Perang, Dewan Keamanan PBB Perintahkan Gencatan Senjata Segera di Gaza
Israel Marah ke AS, Ngotot Tetap Lancarkan Perang
Sebaliknya, Israel marah kepada Amerika Serikat (AS) karena memilih abstain dalam pemungutan suara di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) perihal resolusi gencatan senjata di Jalur Gaza.
Segera setelah resolusi itu disahkan, Israel membatalkan kunjungan delegasi Israel ke Washington, AS.
Israel mengatakan keputusan abstain AS itu telah ”menyakiti” upaya Israel dalam perang di Gaza dan upaya negara itu untuk membebaskan sandera.
“Itu adalah kemunduran yang jelas dari sikap konsisten AS,” ujar kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Senin, (25/3/2024), dikutip dari Vanguard.
Di sisi lain, AS menegaskan bahwa keputusan abstainnya tidak mengubah kebijakan yang telah diambil perihal perang di Gaza.
Meski demikian, negara yang dipimpin Presiden Joe Biden itu dalam beberapa pekan belakangan terlihat makin menekan Israel.