Presiden Israel: Tangkap Yahya Sinwar Hidup atau Mati, Dia yang Memulai, Dia Harus Diakhiri
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Israel Isaac Herzog mengatakan kalau pemimpin gerakan Hamas di Gaza, Yahya Sinwar, harus ditangkap “hidup atau mati” untuk dapat membebaskan para tahanan Israel.
Menurut laporan Jerusalem Post, hal ini dia sampaikan dalam pidato Presiden Israel saat pembukaan pusat akademik di Yerusalem, pada Selasa (26/3/2024).
Herzog menambahkan: "Sebenarnya segala sesuatu dimulai dan diakhiri dengan Yahya Sinwar."
Baca juga: Eks-Pejabat Mossad: Yahya Sinwar Permalukan Israel di Depan Mata Dunia, Dia Cekik Leher Kami
Dia melanjutkan, Yahya Sinwar merupakan otak serangan lintas-perbatasan Banjir Al-Aqsa yang dilakukan sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam pada 7 Oktober 2023 lalu.
"Dialah yang mengambil keputusan agar Hamas menyerang pada tanggal 7 Oktober, dan berupaya untuk meningkatkan situasi regional dan menabur perselisihan antara kami (Israel) dan negara-negara lain di dunia," kata Herzog.
Dia juga menyinggung soal resolusi dewan keamanan PBB yang memerintahkan gencatan senjata segera di Gaza.
Bagi Israel, kata Herzog, agresi militer militer IDF di Gaza akan tetap berlanjut sampai Yahya Sinwar dan Hamas dilumpuhkan.
"Seluruh dunia dan kawasan kita harus tahu bahwa tanggung jawab ada pada dia (Sinwar), dan pada dia sendiri. Masalah ini (resolusi) tidak akan berhasil. Kami tidak akan membiarkannya," kata dia
Presiden Israel melanjutkan dengan mengatakan: "Tidak ada pilihan. Kami harus terus berperang, dan kita harus menangkap Sinwar, hidup atau mati, sampai semua sandera dikembalikan."
Permalukan Israel
Terkait Yahya Sinwar, mantan kepala Unit Tahanan dan Orang Hilang di dinas intelijen Israel, Mossad, Rami Igra, pada Minggu (17/3/2024) menyatakan ketidakyakinannya soal peluang keberhasilan negosiasi kesepakatan pertukaran tahanan dan gencatan senjata di Jalur Gaza.
Menurut dia, pimpinan gerakan Hamas, Yahya Sinwar hanya berusaha menghambat Israel dalam upayanya membebaskan para sandera Israel yang ada di tangan Brigade Al-Qassam, sayap militer gerakan Hamas.
Igra mengatakan dalam sebuah wawancara dengan saluran Ibrani 103FM, “Sinwar tidak tertarik dengan kesepakatan itu dan menghambat kami,” katanya.
Baca juga: Pejabat Senior Israel: Tentara IDF Kekurangan Amunisi dan Persenjataan, Israel Mungkin Kalah Perang
Ia menambahkan, “Hamas menetapkan syarat-syarat, antara lain penghentian perang, penarikan diri dari Gaza, dan kembalinya Hamas ke Gaza. Artinya, kejadian pada 7 Oktober terulang kembali,” klaimnya.
Dia melanjutkan: “Saya tidak begitu tahu apa yang sedang kita bicarakan saat ini, tapi sepertinya kita terus-menerus melalui babak yang sama, karena kali ini, tidak seperti waktu-waktu sebelumnya, ada paket yang terdiri dari dua tahap dengan a hubungan antara paket-paket tersebut, sementara pada akhirnya kami akan melakukan negosiasi untuk menghentikan negosiasi.”
Dia melanjutkan, dengan mengatakan: “Meskipun saya ingin optimis, saya sangat pesimis, dan menurut saya Sinwar tidak berubah pikiran, dan menurut saya kita semua di media ketika kita berbicara tentang kesepakatan ya atau tidak. , kita harus melihat apakah hal ini menguntungkan Sinwar.”
Baca juga: Saat Yahya Sinwar Jadi Topik Nomor Satu di Israel, Pentolan Hamas Bakal Dilepas Hidup-Hidup?
Igra menyebut, Yahya Sinwar berhasil mendikte Israel soal negosiasi pertukaran tahanan dan gencatan senjata.
Selama ini yang terjadi, kata dia, Israel cenderung mengikuti tekanan yang diberikan pihak Hamas.
Hal ini, kata Igra, adalah bentuk hal memalukan bagi Israel.
“(Ini Soal) Ke mana dia ingin pergi, bukan ke mana kita ingin pergi.”
Dia melanjutkan: "Dia saat ini berhasil mempermalukan kami di depan mata dunia, dan kita tidak bisa mengubahnya. Dia juga saat ini berhasil mencekik leher kami."
Baca juga: Media Israel: Satu Negara Arab Laporkan Yahya Sinwa Sakit Parah, Pemimpin Hamas Idap Pneumonia Akut
(oln/khbrn/tc/*)