Mereka juga menuntut pemerintah mengamankan kesepakatan gencatan senjata yang juga akan membebaskan tawanan.
Kelompok pengunjuk rasa, termasuk beberapa yang memimpin demonstrasi massal yang mengguncang Israel pada 2023, mengorganisir unjuk rasa di luar parlemen, Knesset, menyerukan pemilu baru untuk menggantikan pemerintah.
N12 News Israel mengatakan ini tampaknya merupakan demonstrasi terbesar sejak perang dimulai.
Situs berita Haaretz dan Ynet mengatakan acara tersebut menarik puluhan ribu orang.
Sejak kegagalan kemanan di Israel pada serangan 7 Oktober 2023, kabinet Netanyahu telah menghadapi kritik luas.
Menurut salah satu demonstran, Nurit Robinson, kabinet Netanyahu adalah pemerintahan yang gagal.
“Pemerintahan ini benar-benar gagal," katanya, dikutip dari Al-Arabiya.
Bukannya memberi kemajuan untuk Israel, Robinson menyebut Netanyahu akan membuat Israel semakin terperosok.
“Mereka akan membawa kita ke jurang yang dalam," tambahnya.
Baca juga: Netanyahu Digeruduk Warga Pasca Jalani Operasi Hernia, Didesak Mundur Dari Jabatan Perdana Menteri
Para demonstran yang merupakan keluarga tawanan Israel mendesak adanya gencatan senjata segera.
Putaran baru perundingan mengenai gencatan senjata dan pertukaran tawanan diperkirakan akan dimulai pada hari Minggu di Kairo, meskipun Hamas mengatakan kelompok tersebut belum memutuskan apakah akan mengirim delegasi.
Sebelumnya, para mediator berharap keputusan gencatan senjata telah diputuskan sebelum Ramadhan.
Namun, hal tersebut tidak segera tercapai.
Salah seorang demonstran Einav Moses, yang ayah mertuanya disandera mengatakan penyebab gencatan senjata gagal tercapai adalah Netanyahu.