TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu berdalih bahwa serangan Israel yang tewaskan 7 paramedis atau pekerja bantuandi Gaza tidak disengaja.
Diketahui 7 paramedis tersebut tewas akibat serangan udara tentara Israel.
Dari 7 paramedis tersebut, 6 di antaranya merupakan warga negara asing.
Netanyahu pun menggambarkan serangan maut itu merupakan tindakan yang tidak disengaja tapi juga tragis.
“Hal-hal ini terjadi di masa perang,” ujar Netanyahu, mengutip Al Jazeera, Selasa (2/4/2024).
Netanyahu juga menyebut bahwa saat ini tengah dilakukan penyelidikan terkait serangan tersebut.
Sebelumnya, juru bicara Israel Daniel Hagari menyatakan kesedihan atas serangan tersebut dan mengatakan militer Israel akan menyelidikinya dengan hati-hati.
Namun tanpa secara langsung mengambil tanggung jawab.
Hizbullah Ngamuk usai Israel Bunuh 7 Paramedis, Brigade 769 Langsung Dibombardir Puluhan Roket
Diberitakan sebelumnya, Kelompok Perlawanan Lebanon, Hizbullah, mengatakan bahwa mereka menembakkan puluhan roket ke pemukiman Kiryat Shmona, sebuah pemukiman penduduk di Israel Utara, Rabu (27/3/2024).
Serangan Hizbullah itu sebagai tanggapan atas serangan Israel terhadap pusat ambulans yang menyebabkan terbunuhnya tujuh paramedis.
Baca juga: Memanas 2 Jenderal Iran Tewas, Hizbullah Gencar Baku Tembak, Houthi Kirim Rudal Jarak Jauh ke Israel
Hizbullah mengumumkan bahwa mereka mengebom Komando Brigade 769 di pemukiman tersebut.
Saluran 12 Israel melaporkan bahwa lebih dari 30 rudal diluncurkan dari Lebanon menuju Galilea Atas, menyebabkan kerusakan, mengutip Palestine Chronicle.
Kelompok tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan itu dilakukan sebagai tanggapan atas pembantaian yang dilakukan oleh musuh Zionis di Kota Habbariyah.
Akibat serangan Hizbullah, layanan ambulans Israel mengkonfirmasi bahwa satu pemukim tewas dan beberapa bangunan rusak.
Sebelumnya, 7 orang tewas dalam serangan Israel yang menargetkan sebuah pusat medis di kota Al-Habbariyah, di Lebanon selatan.
Angkatan Udara Israel menargetkan pusat ambulans milik Otoritas Darurat dan Bantuan Islam, menghancurkannya sepenuhnya, sementara paramedis berada di dalamnya.
Asosiasi Ambulans Lebanon mengutuk serangan itu dalam sebuah pernyataan dan meminta komunitas internasional untuk memaksa Israel berhenti menargetkan paramedis ambulans.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)