Diguyur Serangan Iran, Netanyahu Putuskan Tunda Penyerbuan ke Rafah, Mau Balas Teheran dalam 48 Jam
TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dilaporkan memutuskan untuk menunda tanggal yang dijadwalkan untuk operasi penyerbuan darat oleh tentara Israel (IDF) ke Rafah di Jalur Gaza.
Laporan Perusahaan Penyiaran Israel, KAN mengatakan, keputusan itu diambil Netanyahu setelah menggelar rapat dengan kabinet perang.
Baca juga: Dituding Ikut Bantu Israel, Ternyata Ini Alasan Yordania Jatuhkan Drone yang Diluncurkan Iran
Selain memutuskan penundaan operasi darat ke Rafah, Netanyahu menyatakan Israel juga akan melancarkan serangan balasan kembali ke Iran dalam waktu 48 jam ke depan.
Amerika Serikat (AS), yang potang-panting membantu Israel mencegat serangan ratusan drone Iran, Minggu (14/4/2024), dilaporkan tidak setuju pada niatan Israel membalas Iran.
Baca juga: AS Sibuk Bantu Israel Jatuhkan Drone Iran di Suriah-Irak, Ini Video Ledakan di Langit Yordania
Iran: Kesimbangan Baru, Serangan Dibalas Serangan
Adapun Iran sudah mewanti-wanti Israel dan AS, serangan apapun ke wilayah Teheran sebagai bagian balasan atas operasi bertajuk 'Janji Sejati', juga akan langsung dibalas dengan serangan lebih keras.
Pihak Iran menyatakan, startegi menunggu dan 'sabar' sudah berakhir setelah agresi yang terus mereka terima dari AS dan Israel.
Iran menyatakan, ada keseimbangan baru (aturan main), kalau setiap serangan akan langsung ditanggapi juga dengan serangan yang lebih besar.
Baca juga: Drone Iran Dilaporkan Sudah Jebol Israel, Tangis dan Kepanikan Pemukim Yahudi Beredar di Jagat Maya
Iran Klaim Misi Tercapai
Iran menyatakan 'misi tercapai' setelah serangan ratusan rudal dan drone ke Israel.
IRGC mengatakan bahwa serangan tersebut, yang menargetkan beberapa lokasi, termasuk pangkalan yang terkait langsung dengan serangan konsulat, lebih berhasil dari yang diperkirakan.
Pihak berwenang dan pejabat Iran memuji keberhasilan Operasi Janji Sejati pada tanggal 14 April, yang menyebabkan ratusan drone dan rudal menyerang Israel pada hari itu sebagai respons terhadap serangan Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus pada awal bulan.
“Operasi gabungan tersebut membawa pesan kekuatan dan kekuasaan kepada bangsa Islam dan pesan ketakutan dan penghinaan terhadap musuh-musuh umat manusia,” kata Presiden Iran Ebrahim Raisi dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu, seraya menambahkan bahwa “tindakan tersebut cerdas dan penuh perhitungan dan drone serta rudal Iran [berhasil] menargetkan pangkalan militer Zionis.”
Raisi menambahkan bahwa serangan itu dilakukan dalam konteks membela kedaulatan dan kepentingan nasional Iran, menghukum musuh, dan meningkatkan keamanan regional.
Beberapa pejabat militer Iran mengkonfirmasi pada tanggal 14 April bahwa operasi tersebut mewakili sebagian kecil dari kemampuan Iran.