News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Iran Vs Israel

Uni Eropa Tambah Sanksi ke Iran, Khawatir Serangan ke Israel Picu Perang Lebih Luas di Timur Tengah

Penulis: Nuryanti
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan, Josep Borrell. Serangan Iran ke Israel dikhawatirkan dapat memicu perang yang lebih luas di Timur Tengah.

TRIBUNNEWS.COM - Para pemimpin Uni Eropa (UE) telah sepakat untuk meningkatkan sanksi terhadap Iran.

Sanksi untuk Iran ditambah karena meningkatnya kekhawatiran bahwa serangan Teheran terhadap Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya dapat memicu perang yang lebih luas di Timur Tengah.

Selain itu, karena adanya kekhawatiran bahwa Iran memasok senjata ke Rusia dalam perang melawan Ukraina.

“Akan mengambil tindakan pembatasan lebih lanjut terhadap Iran, terutama terkait kendaraan udara tak berawak dan rudal," demikian pengumuman Uni Eropa, Kamis (18/4/2024), dilansir The Guardian.

Kepala kebijakan luar negeri UE, Josep Borrell, telah menugaskan stafnya untuk menyusun langkah-langkah baru.

Namun, memperluas sanksi bukanlah langkah yang mudah.

UE telah menargetkan mereka yang bertanggung jawab membuat drone yang dijual Iran ke Rusia untuk digunakan dalam perang melawan Ukraina.

Hal ini untuk memperluas daftar tersebut dengan memasukkan rudal, meskipun tidak ada bukti bahwa Iran telah menjual rudal ke Rusia.

Borrell mengatakan, pasukan proksi yang didukung oleh Iran di Lebanon, Irak, dan Suriah juga dapat menjadi sasaran sanksi.

Sanksi UE Terhadap Iran

Uni Eropa sudah menerapkan serangkaian sanksi terhadap Iran, termasuk pembatasan perdagangan, larangan perjalanan, dan pembekuan aset.

Baca juga: Rupiah Mulai Perkasa, Erick Thohir Takutkan Utang BUMN Imbas Konflik Iran-Israel, Airlangga Santai

Beberapa dari sanksi ini dijatuhkan sebagai respons terhadap pelanggaran hak asasi manusia di Teheran – termasuk setelah kematian Mahsa Amini pada tahun 2022 di tangan polisi moral Iran – dan tindakan keras yang kejam terhadap pengunjuk rasa.

Baru-baru ini, blok tersebut membentuk rezim baru yang melarang ekspor komponen penting yang digunakan untuk memproduksi drone mematikan, yang juga dikenal sebagai kendaraan udara tak berawak (UAV), ke Uni Eropa, yang kemudian dijual ke Moskow untuk mendukung upaya perangnya di Ukraina.

Diberitakan euronews, UAV tersebut juga digunakan pada hari Sabtu ketika Teheran meluncurkan sekitar 300 drone serta rudal jelajah dan balistik ke arah Israel, dalam serangan langsung pertamanya ke wilayah Israel.

Serangan tersebut merupakan respons terhadap serangan udara Israel baru-baru ini terhadap gedung diplomatik Iran di ibu kota Suriah, Damaskus, yang menewaskan tujuh anggota Garda Revolusi, termasuk dua komandan tertinggi.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini