Zelensky menjelaskan mengapa dia baru-baru ini menandatangani undang-undang yang menurunkan usia mobilisasi dari 27 menjadi 25 tahun. Salah satu alasan yang dia berikan adalah bahwa kaum muda lebih paham teknologi.
“Ini adalah jenis perang modern,” katanya sambil menunjuk pada drone yang sangat menonjol di medan perang.
“Generasi baru menguasai teknologi baru dengan lebih cepat.”
Alasan lain yang ia sampaikan adalah bahwa laki-laki yang lebih muda dapat menangani tuntutan fisik pertempuran dengan lebih mudah dibandingkan wajib militer yang lebih tua.
Pada bulan Februari, usia rata-rata tentara Ukraina di garis depan adalah 43 tahun, yang mencerminkan mobilisasi pasukan Kiev yang sebagian besar terdiri dari pria berusia lanjut.
Ukraina sejak itu mulai merekrut perempuan dan menindak para pengelak wajib militer, dalam upaya untuk mengisi kembali brigade tempur yang sudah habis.
“Dengan segala hormat kepada pejuang kami, ada perbedaan antara prajurit berusia 25 tahun dan prajurit berusia 50 tahun,” katanya kepada Travers.
“Ada kriteria khusus mengenai usia dan kondisi fisik para pejuang, agar bisa dilatih dan dikirim ke garis depan.”
Militer meminta perubahan undang-undang mobilisasi karena “kebutuhan khusus” Angkatan Bersenjata Ukraina, jelas Zelensky.
Dia mengatakan salah satu kebutuhan yang diidentifikasi oleh militer adalah melatih pasukan baru sehingga mereka dapat “menggantikan mereka yang telah berperang selama dua tahun.”
Namun, undang-undang mobilisasi baru-baru ini yang disetujui oleh parlemen tidak memuat ketentuan mengenai demobilisasi, sehingga menimbulkan banyak keluhan dari pihak tentara.
Selain menurunkan usia wajib militer menjadi 25 tahun, peraturan baru ini juga memaksa semua pria Ukraina berusia 18-60 tahun, termasuk mereka yang tinggal di luar negeri, untuk mendaftar wajib militer.
Panggilan untuk mobilisasi, yang sebelumnya diberikan secara langsung, telah menjadi otomatis dan hukuman bagi yang melanggarnya menjadi lebih berat.
Pihak Ukraina belum mengumumkan kepada publik berapa jumlah pasukan yang ingin mereka kumpulkan melalui langkah-langkah baru tersebut, karena mobilisasi ratusan ribu pasukan yang “tidak populer” “berisiko memicu kepanikan,” menurut Washington Post. Pada bulan Desember, Zelensky menyebutkan angka 500.000, namun kemudian menarik kembali angka tersebut.