Israel Pertimbangkan Alternatif Serangan Besar di Perbatasan Mesir Jika Operasi Rafah Batal
TRIBUNNEWS.COM - Israel dilaporkan tengah mencari alternatif selain rencana invasi ke kota Rafah di ujung selatan Jalur Gaza, kata media lokal pada Kamis (2/5/2024).
“Dinas keamanan sedang mempertimbangkan alternatif operasi skala besar di Rafah, jika operasi ini tidak dilakukan,” kata Radio Angkatan Darat Israel dikutip Anadolu.
Diketahui, meskipun mendapat tentangan dari dunia internasional, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berjanji untuk menyerang Rafah, rumah bagi lebih dari 1,4 juta pengungsi Palestina.
Baca juga: Tentara Israel Bubarkan Pasukan yang Jadi Unit Tempur Invasi Rafah, Serang Hizbullah Lebanon Duluan?
Rafah adalah wilayah terakhir yang tersisa di Jalur Gaza di mana Israel belum secara resmi mengumumkan masuknya pasukannya untuk melanjutkan serangan gencar terhadap warga Palestina.
Alternatif serangan jika operasi Rafah batal adalah Koridor Philadelphia, area yang bersinggungan dengan perbatasan Mesir.
“Dinas keamanan Israel bersikeras melancarkan operasi di Koridor Philadelphi (di perbatasan antara Gaza dan Mesir) untuk memutus jalur penyelundupan Hamas,” kata radio tersebut.
Baca juga: Mesir Beri Sinyal ke Hamas Cs, Gabung Perang Kalau Israel Rebut Kendali Koridor Philadelphia
Baca juga: Operasi Netzarim Al Qassam, Adu Strategi Hamas-Israel di Koridor Pembelah Gaza Pra-Invasi Rafah
Tarik Mundur Pasukan dari Netzarim Jika Kesepakatan Pertukaran Tahanan Tercapai
Media penyiaran tersebut, mengutip sumber-sumber Israel, mengatakan Tel Aviv akan siap untuk mempertimbangkan secara positif penarikan penuh pasukan IDF dari poros Netzarim di Gaza tengah jika kesepakatan gencatan senjata yang mencakup pertukaran tahanan tercapai.
Dinamakan berdasarkan pemukiman Netzarim, yang dibongkar di Gaza pada tahun 2005, tentara Israel membangun koridor sepanjang tujuh kilometer untuk memisahkan Gaza utara dari bagian selatannya.
Baca juga: Netzarim Membara, Dua Tentara Israel Tewas Kena Tembak Tank Sendiri, Yang Lain Kena Ranjau Al Qassam
Hamas, yang diyakini menyandera lebih dari 130 orang Israel, menuntut diakhirinya serangan Israel yang sedang berlangsung di Gaza sebagai imbalan atas kesepakatan penyanderaan dengan Tel Aviv.
Israel telah melancarkan serangan tanpa henti terhadap wilayah kantong Palestina sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober lalu yang menewaskan sekitar 1.200 orang.
Hampir 34.600 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan 77.800 lainnya terluka akibat kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.
Lebih dari enam bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur, mendorong 85 persen penduduk daerah kantong tersebut mengungsi di tengah blokade makanan, air bersih dan obat-obatan yang melumpuhkan, menurut PBB.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional.