Pada hari Jumat, juru bicara badan kemanusiaan PBB OCHA juga telah memperingatkan Israel bahwa invasi Rafah akan menyebabkan pembantaian.
“Bagi lembaga-lembaga yang sudah berjuang untuk memberikan bantuan kemanusiaan di Gaza, invasi darat akan menjadi pukulan yang membawa bencana,” katanya dalam jumpa pers.
Penderitaan akan semakin parah apabila Israel nekat menyerang Rafah.
“Operasi darat apa pun berarti lebih banyak penderitaan dan kematian,” jelasnya.
Operasi bantuan yang dijalankan dari Rafah termasuk klinik medis dan titik distribusi makanan, termasuk pusat untuk anak-anak yang kekurangan gizi, dikutip dari Asharq Al-aswat.
Pada hari Kamis, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan tanggapan AS terhadap serangan semacam itu bergantung pada Presiden Joe Biden.
Namun menurutnya, saat ini kondisinya tidak mendukung sama sekali.
Sementara itu, Menteri Perdagangan Turki pada hari Jumat mengatakan bahwa larangan perdagangan baru terhadap Israel adalah sebagai respons terhadap kemunduran dan memburuknya situasi di Rafah.
Konfik Israel vs Palestina
Israel telah melancarkan serangan mematikan pada 7 Oktober 2023.
Hingga saat ini, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 34.600 warga Palestina.
Sebagian besar korban merupakan perempuan dan anak-anak.
77.800 warga Palestina mengalami luka-luka akibat serangan Israel.
Hampir tujuh bulan setelah serangan Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur, mendorong 85 persen penduduk Gaz a mengungsi.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait WHO dan Konflik Palestina vs Israel