Operasi Israel di Rafah, yang berbatasan dengan Mesir, telah menutup titik perlintasan utama bantuan.
Kelompok-kelompok kemanusiaan mengatakan hal ini memperburuk situasi yang sudah mengerikan.
Dikutip dari Reuters, ratusan ribu orang kembali mengungsi.
Sekitar setengah penduduk Gaza berlindung di sana setelah Israel memerintahkan evakuasi dari Gaza utara pada bulan Oktober.
Baca juga: Pemukim Israel Kembali Berulah, Cegat Truk Bantuan Menuju Gaza, Buang Paket Makanan di Jalanan
Otoritas kesehatan Gaza meminta tekanan internasional untuk membuka kembali akses melalui perbatasan selatan untuk memungkinkan masuknya bantuan, pasokan medis dan bahan bakar untuk pembangkit listrik dan ambulans.
“Yang terluka dan sakit mengalami kematian yang lambat karena tidak ada perawatan dan pasokan serta mereka tidak dapat melakukan perjalanan,” katanya.
Seorang anggota staf keamanan asing PBB tewas pada hari Senin ketika sebuah kendaraan bertanda PBB yang sedang menuju ke sebuah rumah sakit di Rafah ditabrak – kematian internasional pertama PBB dalam perang Gaza, kata seorang juru bicara PBB.
Sehingga total korban tewas personel PBB menjadi sekitar 190 orang.
Di Jabalia, Gaza utara, sebuah kamp pengungsi luas yang dibangun untuk pengungsi Palestina 75 tahun lalu, pasukan Israel mendesak ke wilayah yang mereka klaim telah membubarkan Hamas beberapa bulan lalu.
Baca juga: Rudal Berat Jihad Mughniyeh, Senjata Baru Hizbullah yang Langsung Hantam Tentara Israel di Sheeba
Warga melarikan diri di sepanjang jalan yang dipenuhi puing-puing sambil membawa tas berisi barang-barang.
Peluru tank mendarat di tengah kamp dan pejabat kesehatan mengatakan mereka telah menemukan 20 mayat dari serangan udara semalam.
"Kami tidak tahu ke mana harus pergi. Kami telah mengungsi dari satu tempat ke tempat lain."
"Kami berlarian di jalanan. Saya melihatnya dengan mata kepala sendiri. Saya melihat tank dan buldoser. Di sanalah jalan," kata seorang perempuan yang tidak menyebutkan namanya.
Serangan udara Israel terhadap sebuah rumah di kamp pengungsi Al-Nuseirat di Jalur Gaza tengah menewaskan sedikitnya delapan orang, kata Mahmoud Basal, juru bicara Layanan Darurat Sipil Gaza.
Baca juga: Kendaraan WHO Diserang Israel, Tewaskan Staf Keamanan dan Seorang Pekerja Asing Alami Luka Berat
Mahmoud Basal mengatakan beberapa orang lainnya terluka dan hilang.
Korban tewas warga Palestina dalam perang tersebut kini telah melampaui 35.000 orang, dengan 57 orang tewas dalam 24 jam terakhir, menurut pejabat kesehatan Gaza, yang angkanya tidak membedakan antara warga sipil dan pejuang.
(Tribunnews.com/Whiesa)