News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Zelensky Ejek Rusia Baru Capai 'Baris Pertama' Ukraina, Putin: Tak Ada Niat Caplok Kharkov

Penulis: Hendra Gunawan
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasukan Ukraina menembaki posisi pasukan Rusia dengan artileri berat di wilayah Donbass.

TRIBUNNEWS.COM - Serangan besar-besaran yang dilakukan Rusia di wilayah Donbass, timur Ukraina, dianggap remeh oleh Presiden Volodymyr Zelensky.

Ia mengejek musuhnya Vladimir Putin bahwa serangan yang dilakukan di sejumlah oblast (setingkat provinsi) di Ukraina belum mencapai garis pertahanan konkrit.

Pasukan Vladimir Putin terus membombardir wilayah Donbass. Di Kharkov (Ukrainana menyebutnya sebagai Kharkiv) serangan tanpa jeda terus dilakukan, hingga sejumlah wilayah dikuasai oleh Rusia.

Baca juga: Jual Beli Serangan Drone di Kamis Malam, 108 UAV Ukraina Dibalas 20 Shahed Rusia

Akibatnya, Zelensky membatalkan rencana pertemuan dengan PM Spanyol Pedro Sanchez di Madrid.

Namun kemudian Zelensky mengatakan Rusia baru bisa mencapai "garis pertama" pertahanan Ukraina di Donbass.

"Garis pertama bukanlah perbatasan. Tidak mungkin membangun benteng di sana karena rakyat kami terbunuh oleh senjata yang digunakan oleh Rusia. Mereka [Rusia – UP] ada di sekitar sana sekarang. Ini adalah Jalur pertama, jalur yang dibangun pada masa perang. Jalur pertama dan kedua dibangun oleh militer, dan jalur ketiga dibangun oleh otoritas lokal lebih baik daripada militer, tapi mereka masih jauh dari senjata, dari peluru, dari pemboman,” kata Zelensky dikutip dari Ukrainska Pravda, Jumat (17/5/2024).

Sepekan belakangan, pasukan Rusia membombardir di utara Oblast Kharkov. Mereka merebut sejumlah pemukiman di zona abu-abu.

Setelah itu, banyak warga Ukraina mempertanyakan mengapa benteng, yang sebelumnya dilaporkan dibangun oleh pihak berwenang di wilayah timur, gagal berfungsi. Timbul kecurigaan bahwa tidak ada benteng yang dapat diandalkan yang dibangun dan uang telah digelapkan.

Di tengah pertanyaan tersebut, Oleh Syniehubov, Kepala Administrasi Militer Oblast Kharkov, mengatakan bahwa laporan mengenai benteng di oblast tersebut sedang disiapkan.

Baca juga: Tor-M2 Rusia Tembak Jatuh Rudal Jelajah Storm Shadow di Donetsk

Jawaban Putin

Sementara itu Presiden Rusia Vladimir Putin mengungkapkan bahwa militernya tidak berniat mencaplok wilayah Kharkov (Ukraina menyebutnya sebagai Kharkiv).

Wilayah di perbatasan Rusia tersebut dalam beberapa hari terakhir dibombardir yang menyebabkan ribuan tentara Ukraina tewas. Moskow mengklaim telah menguasai sebagian wilayah di timur Ukraina tersebut.

Namun Putin menyatakan bahwa bombardemen yang dilakukan Rusia di Kharkov bukan karena Rusia ingin menguasai daerah tersebut.

Akan tetapi karena Ukraina terus menyerang wilayah perbatasan Rusia termasuk Belgorod. "Moskow mencapai kesuksesan di medan perang dengan bertindak sesuai rencana,” kata Putin dikutip dari Rusia Today, Jumat (17/5/2024).

Pasukan Ukraina menembakkan sistem artileri ke wilayah pasukan Rusia. (Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina)

Ia mengungkap bahwa warga sipil Rusia di Belgorod menjadi korban penyerangan militer Kiev.

“Warga sipil sekarat di luar sana. Semuanya sangat jelas. Mereka menembak langsung ke pusat kota,” kata presiden Putin.

Secara terbuka ia memperingatkan Kiev bahwa Rusia akan dipaksa untuk membalas di wilayah yang berada di bawah kendali Kiev jika serangan terus berlanjut.

"Mengenai pembebasan Kharkov, tidak ada rencana seperti itu untuk hari ini," ujarnya.

Dalam beberapa hari belakangan, pasukan Rusia melancarkan serangan di Wilayah Kharkov pekan lalu, memukul mundur pasukan Ukraina dan merebut beberapa permukiman perbatasan.

Akibat peperangan tersebut, Presiden Ukraina Vladimir Zelensky bahkan membatalkan semua perjalanan luar negeri yang akan datang dan melakukan perjalanan ke Kharkov, kota terbesar kedua di Ukraina.

Ukraina Kurang Senjata

Institut Studi Perang (ISW) dikutip dari Strana melaporkan bahwa pasukan Rusia dapat melakukan pengintaian dengan bantuan drone jauh di belakang Ukraina karena kurangnya pertahanan udara yang memadai di Ukraina.

Royal United Services Institute (RUSI) melaporkan pada 14 Mei bahwa Ukraina terpaksa menghemat rudal permukaan-ke-udara karena berkurangnya pasokan sistem rudal anti-pesawat.

Hal ini memungkinkan drone pengintai Rusia terbang lebih bebas ke wilayah belakang Ukraina, termasuk di atas Kharkov, dan mengoptimalkan daya tembak pengintaian pasukan Rusia.

RUSI menyatakan bahwa pengurangan pasokan sistem antipesawat telah memaksa Ukraina mengambil keputusan sulit terkait penempatan pertahanan udara pada infrastruktur penting di wilayah belakang atau garis depan.

Pasukan Rusia meluncurkan roket ganda ke posisi Ukraina (Kementerian Pertahanan Rusia)

RUSI mencatat bahwa pasukan Ukraina yang memiliki perlengkapan lengkap sebelumnya mampu membatasi kemampuan intelijen Rusia dalam sebagian besar invasi skala penuh.

Pasukan Rusia melakukan kampanye udara besar-besaran terhadap kota Kharkiv sebagai bagian dari operasi ofensif mereka di utara Oblast Kharkiv dan menggunakan serangan bom luncur untuk mendukung manuver darat Rusia di Oblast Kharkiv.

Pasukan Rusia, antara lain, menggunakan serangan bom luncur untuk tujuan taktis selama pembebasan Avdiivka. Pasukan Ukraina membutuhkan pencegat pertahanan udara buatan Barat untuk menghancurkan drone pengintai Rusia di belakang dan di garis depan serta untuk mengalahkan sistem pertahanan udara Rusia yang dioptimalkan yang mendukung kemajuan taktis Rusia di garis depan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini