Padahal, pengembalian itu juga menjadi permintaan Presiden AS Joe Biden dan tokoh internasional lainnya.
“Ubah catatannya dan pahami bahwa kami ingin menang atau kami hanya akan mengikuti Perdana Menteri,” kata tentara dalam video itu.
“Hanya dengan siapa pun yang memutuskan kami harus menang, kami akan mengikutinya. Di saya bilang berkata kepada Anda, ‘Apakah Anda ingin kudeta militer?'”
Pernyataan tentara itu memperlihatkan polarisasi politik besar. Menurut para pengamat, hal itu bisa memicu perang saudara di Israel.
Militer Israel selidiki
Pada Sabtu, (25/5/2024), militer Israel mengaku sudah memulai penyelidakan atas video viral tersebut.
Dalam pernyataannya militer Israel menganggap pernyataan dalam video itu sebagai pelanggaran berat.
“Pelanggaran serius terhadap perintah IDF dan nilai-nilai IDF, dan merupakan sebuah dugaan tindakan kriminal,” kata IDF dikutip dari NBC News.
Baca juga: Perundingan Gencatan Senjata Israel-Hamas Dilanjutkan Minggu Depan, Negosiator: Ada Progres
”Mengenai peristiwa ini, Kepala Korps Umum Advokasi Militer meminta dibukanya penyelidikan oleh Bagian Penyelidikan Kejahatan di Polisi Militer.”
Kepala Staf Militer juga meminta adanya pembicaraan di semua tingkat.
Tentara yang mengancam akan melakukan kudeta itu tampak membawa senapan otomatis.
Dia terlihat kelelahan dan berdiri di antara puing-puing bangunan yang hancur.
Wajahnya tertutupi oleh masker hitam ketika dia menyampaikan pernyataannya.
Dia turut menyampaikan pesan kepada Gallant.
“Anda tidak akan bisa memenangkan perang. Mundurlah. Anda tidak bisa memenangkan perang ini, Anda tidak bisa memimpin kami,” katanya.
“Kami para tentara cadangan yang tak bisa lagi pulang ke rumah.”
“Kepada Anda, kami akan menunjukkan apa itu keputusan, kami akan menunjukkan apa itu kemenangan, dan kami akan menunjukkan bagaimana Yahudi tulen menang.”
(Tribunnews.com/Febri)