“Amunisi tersebut mendarat di tengah jalan pasar di mana anak-anak sedang bermain di sekitar meja foosball," kata Amnesty.
Serangan di Rafah
Dari tiga serangan mematikan yang dimaksud, dua di antaranya terjadi di Rafah.
Serangan di Rafah selama 2 hari berturut-turut ini menewaskan 29 warga sipil.
Amnesty menjelaskan Israel menembakkan bom yang menghantam rumah-rumah warga di Rafah pada 19 April 2024.
Salah satunya adalah rumah keluarga Abu Radwan di Rafah Barat yang menewaskan sembilan anggota keluarga, enam di antaranya merupakan anak-anak.
Kemudian serangan pada 20 April 2024, menghancurkan rumah keluarga Abdelal di Rafah timur.
Di dalam rumah tersbut, terdapat 20 anggota keluarga Abdelal.
Adapun 16 di antaranya merupakan anak-anak.
Rafah telah menampung lebih dari 1,2 juta orang dari wilayah utara yang terpaksa mengungsi sejak 13 Oktober 2023
Pekan lalu, Amnesty International meminta Israel untuk mematuhi perintah Mahkamah Internasional yang menyerukan agar Israel segera menghentikan operasi militer di Rafah.
Jaksa ICC, Karim Khan juga mengajukan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan para pemimpin Hamas atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Konflik Palestina vs Israel
Israel telah melancarkan serangan mematikan sejak 7 Oktober 2023.
Hampir 36.000 warga Palestina tewas di Gaza akibat serangan Israel.
Sebagian besar korban tewas merupakan perempuan dan anak-anak.
Serangan Israel juga telah membuat lebih dari 80.600 warga Gaza mengalami luka-luka.
Hampir delapan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur.
Sementara itu, 85 persen warga sipil kehilangan tempat tinggal akibat serangan ini.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Amnesty Internasional, Pengadilan Kriminal Internasional dan Konflik Palestina vs Israel