Menurut kelompok itu, para pejuangnya melancarkan serangan udara dengan pesawat tanpa awak.
Pesawat itu menyasar peluncur rudal Iron Dome milik Israel di pangkalan udara Al-Zaoura.
Serangan itu diklaim mencapai sasarannya dengan akurat dan merusaknya.
Dikatakan Hizbullah, serangan tersebut adalah balasan pihaknya atas serangan Israel di Lapangan Houla.
Hizbullah juga menyerangan satu gedung yang digunakan oleh pasukan Israel di permukiman Shomera yang diduduki Israel.
Serangan itu menjadi respons Hizbullah atas serangan Israel di Maroun Al-Ras.
Hizbullah menyebut para pejuangnnya menyerang pos militer Ma'yan Baruch dengan roket dan peluru artileri. Serangan berhasil mengenai sasaran.
Kemudian, Hizbullah menargetkan pos militer Al-Ramtha di Kfar Chouba dengan roket.
Sebut Israel Pengecut
Sekretaris Jenderal Hizbullah di Lebanon, Sayyed Hassan Nasrallah, menilai Israel pengecut pasca-pembantaian di Rafah baru-baru ini.
Ia juga mengatakan kejahatan itu hanya akan mempercepat kehancuran rezim Zionis.
"Rezim Zionis telah meberi tahu masyarakat Rafah, daerah tertentu aman. Namun, kemudian melakukan pengeboman di daerah itu," kata Nasrallah dalam pidatonya di televisi, Selasa (28/5/2024), dikutip dari IRNA.
"Kejahatan pembantaian pengungsi Palestina di Gaza merupakan indikasi kebiadaban, pengkhianatan, dan sikap pengecut Israel," lanjut dia.
Tak hanya itu, Nasrallah juga mengatakan masyarakat internasional harus sadar dari kelalaian mereka atas kejahatan kemanusiaan Israel di Gaza.
Ia menekankan, pembantaian di Rafah baru-baru ini telah menghilangkan semua topeng yang dipakai Israel untuk menampilkan negaranya sebagai rezim yang "beradab".