TRIBUNNEWS.COM - Dua dari empat sandera membagikan ceritanya setelah dibebaskan oleh Israel dalam pembantaian 274 warga Palestina selama operasi militer Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di kamp Nuseirat, Jalur Gaza tengah pada Sabtu (8/6/2024).
Sandera pertama yang menceritakan pengalamannya adalah Noa Argamani (25).
Noa Argamani mengatakan dia ditawan bersama dua tahanan, Yossi Sharabi (53) dan Etai Sabersky (38), yang terbunuh oleh pemboman Israel beberapa bulan lalu.
Media Channel 13 Israel melaporkan, tentara Israel kemudian mengakui Yossi Sharabi kemungkinan terbunuh dalam serangan Israel di sebuah bangunan di dekat tempatnya ditahan.
“Saya melihat rudal memasuki rumah itu, saya pikir saya akan mati, tapi ternyata saya selamat," kata Noa Argamani.
Sedangkan Etai Sabersky tewas beberapa hari kemudian setelah Yossi Sharabi.
Selama penahanannya di Jalur Gaza, Noa Argamani mengatakan ia berpindah-pindah ke beberapa apartemen dan tidak ditahan di terowongan.
Dari waktu ke waktu, dia keluar untuk menghirup udara dan melakukan penyamaran selama keluar dari tempat penahanannya.
Sebelumnya, Noa Argamani, Yossi Sharaabi, dan Tais Versky pernah muncul dalam video yang dirilis Brigade Al-Qassam pada hari ke-100 agresi Israel di Jalur Gaza pada Minggu (14/1/2024).
Dalam video Januari lalu, Noa Argamani menceritakan kronologi tewasnya Yossi Sharabi dan Etai Sabersky.
"Kami berada di sebuah gedung yang dibom oleh pesawat tentara Israel. Itu adalah pesawat F-16 dan meluncurkan tiga rudal. Dua di antaranya meledak dan satu tidak meledak," kata Noa Argamani pada Januari lalu.
Baca juga: Hamas Umumkan 3 Sandera Tewas usai Israel Luncurkan Operasi Militer di Nuseirat
Ia bercerita, mereka bertiga berada di Jalur Gaza dengan sejumlah anggota Brigade Al-Qassam.
"Setelah rudal menghantam gedung tempat kami berada, kami semua terkubur di bawah reruntuhan. Tentara Al-Qassam berhasil menyelamatkan nyawa saya dan nyawa Etai, namun kemudian kami tidak berhasil menyelamatkan Yossi," kata Noa Argamani.
"Setelah beberapa hari, saya dan Etai dipindahkan ke tempat lain. Selama pemindahan, Etai terluka oleh tembakan pasukan kami (Israel) dan tidak selamat," ujarnya, dikutip dari Al Jazeera.