News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Dampak Benny Gantz Keluar dari Kabinet Perang Israel, Analis Sebut Tak akan Runtuhkan Pemerintahan

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Kabinet Perang Israel, Benny Gantz resmi mengundurkan diri dari pemerintahan darurat Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Minggu (9/6/2024).

Benny Gantz sebelumnya pernah memberi Netanyahu tenggat waktu hingga 8 Juni untuk menghasilkan strategi yang jelas di Gaza.

Namun, tampaknya Netanyahu tak menggubris ancaman yang diberikan oleh Gantz.

Oleh karenanya, Gantz mengundurkan diri dari Kabinet Perang Israel dan mengatakan sangat menyakitkan berhenti di saat para sandera masih berada di Gaza.

"Netanyahu menghalangi kita untuk mencapai kemenangan sejati," kata Gantz dalam konferensi pers, Minggu, dikutip dari Reuters.

"Itulah sebabnya kami meninggalkan pemerintahan darurat hari ini, dengan berat hati namun dengan penuh keyakinan," tambahnya.

Lantas, apa dampak dari kepergian Benny Gantz dari Kabinet Perang Israel?

Analis sekaligus mantan perunding Timur Tengah, Aaron David Miller memberikan tanggapannya terkait mundurnya Gantz dari pemerintahan.

Menurut Miller, terdapat tiga bidang kepentingan yang paling mendesak yang mungkin dirasakan Israel dari pengunduran diri Gantz.

Ketiga bidang tersebut adalah pemerintah Israel, jalannya perang dengan Hamas, dan prospek politik Gantz sendiri.

Miller mengatakan, meski terdapat tiga hal yang sangat penting dari mundurnya Gantz, namun tak akan mempengaruhi pemerintahan Netanyahu.

Baca juga: Hamas Umumkan 3 Sandera Tewas usai Israel Luncurkan Operasi Militer di Nuseirat

"Benny Gantz sedang dalam perbaikan," kata Miller kepada CNN.

"Dia ingin tetap berada di pemerintahan, dia bersikap moderat, namun saat ini dia tidak mempunyai potensi untuk menjatuhkan pemerintahan," ujarnya.

Miller menambahkan, hal tersebut dikarenakan Netanyahu dan mitra koalisinya masih memiliki 64 dari 120 kursi di Knesset.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini