TRIBUNNEWS.COM - Seorang lansia yang berasal dari Kota Khan Younis, Gaza selatan menceritakan bagaimana dirinya bisa batal berhaji di tahun ini.
Wanita bernama Amna Abu Mutlaq (75) mengatakan, dirinya tak bisa berhaji di tahun ini karena perbatasan Rafah-Mesir telah ditutup oleh pasukan Israel.
"Kami dilarang (melakukan) haji karena penyeberangan ditutup, dan karena perang yang berkecamuk serta kehancuran," kata Amna Abu Mutlaq, dikutip dari Al Jazeera.
"Mereka (Israel) merampas segalanya dari kami," ucapnya.
Sementara itu, sebanyak 4.200 jamaah haji dari Tepi Barat yang diduduki telah tiba di Mekah untuk menunaikan ibadah haji.
Sementara 1.000 jamaah lainnya dari keluarga warga Palestina yang tewas atau terluka dalam perang Israel di Gaza, tiba untuk menunaikan ibadah haji.
Mereka tiba di Mekah atas undangan dari Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud.
Sebanyak 1.000 jamaah haji tersebut yang diundang Raja Salman berhasil berada di luar Gaza sebelum penutupan penyeberangan Rafah oleh Israel.
2.500 Warga Gaza Gagal Berhaji
Menurut Kementerian Wakaf di Jalur Gaza menyebut sebanyak 2.500 warga Palestina di Gaza gagal berhaji di tahun ini.
"Ini merupakan pelanggaran yang jelas terhadap kebebasan beragama," kata juru bicara kementerian, Ikrami Al-Mudallal kepada Anadolu.
Baca juga: Benny Gantz, Mantan Menteri Perang Israel Sebut Netanyahu Menghalangi Kesepakatan Pertukaran Tahanan
Perang telah menghalangi kementerian untuk menyelesaikan persiapan haji seperti biasa.
Al-Mudallal menambahkan, hal ini termasuk menandatangani kontrak transportasi di Mesir dan Arab Saudi serta memesan akomodasi di Mekah dan Madinah.
Dirinya mencatat bahwa “penutupan penyeberangan Rafah dan konflik yang sedang berlangsung telah menghentikan 2.500 jamaah Gaza, termasuk misi pendampingnya, untuk melakukan perjalanan haji”.
"Kelompok ini mewakili 38 persen dari total 6.600 jamaah haji Palestina," katanya.