TRIBUNNEWS.COM - Rusia sedang melakukan pembicaraan dengan negara mitra mengenai pengerahan senjata jarak jauh.
Dalam sebuah wawancara dengan TAAS, Wakil Menteri Luar Negeri Sergei Ryabkov mengindikasikan, Moskow memiliki hubungan dekat dengan negara Asia dan Amerika Latin.
Negara-negara tersebut menjalin hubungan baik dengan situasi keamanan substantif, tidak hanya melalui pertukaran penilaian.
“Masalah pengerahan senjata jarak jauh sedang diangkat bersama sejumlah mitra kami,” kata Ryabkov tanpa menyebutkan nama negara mana pun.
Dia menambahkan, diskusi ini diadakan penuh perhatian berdasarkan perjanjian internasional, termasuk kewajiban yang tidak diikuti oleh Rusia.
Sementara itu diberitakan Shafaq, kunjungan Presiden Vladimir Putin ke Korea Utara pada Rabu (19/6/2024) telah meningkatkan kekhawatiran Amerika Serikat dan sekutunya.
Kekhawatiran itu mengisyaratkan, Moskow dapat memberikan bantuan untuk program rudal dan nuklir Pyongyang, yang sebenarnya dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan PBB.
Ryabkov juga menggarisbawahi, kontak diplomatik antara Rusia dan Amerika Serikat telah dikurangi seminimal mungkin.
Mereka fokus pada masalah kedutaan, visa, dan kemanusiaan, yang berpotensi memperburuk keadaan.
“Kontak kami dengan Amerika dikurangi hingga titik minimum, baik dari segi kuantitas dan konten,” kata Ryabkov, menurut TASS.
“Mengenai subjek politik, tidak ada yang lain selain kontak episodik di sela-sela organisasi internasional.”
Baca juga: Ben-Gvir Mengajak Warga Israel untuk Bermukim di Gaza, Warga Palestina Didesak Migrasi Sukarela
Ryabkov juga memperingatkan, hubungan diplomatik mungkin akan memburuk sebagai respons terhadap tindakan AS karena menyita aset-aset Rusia.
“Menurunkan tingkat hubungan diplomatik adalah cara yang bisa dilakukan,” katanya.
Untuk diketahui, Amerika Serikat dan sekutunya melarang transaksi dengan bank sentral dan kementerian keuangan Rusia serta memblokir sekitar $300 miliar aset kedaulatan Rusia di Barat, yang sebagian besar berada di lembaga keuangan Eropa, bukan Amerika.
Hal ini buntut sebagai sikap AS untuk menanggapi perang Rusia di Ukraina.
Pekan lalu, negara-negara maju yang tergabung dalam Kelompok Tujuh (G7) sepakat untuk menggunakan dana dari aset-aset Rusia yang dibekukan untuk memberikan pinjaman kepada Ukraina sebesar $50 miliar.
Kim Jong Un Sambut Putin
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyambut Presiden Rusia Vladimir Putin dalam kunjungan resminya selama 2 hari ke Pyongyang pada Selasa (18/6/2024).
Kim Jong Un menjabat tangan Putin dan memeluknya setibanya presiden Rusia itu di bandara Pyongyang pada Selasa malam.
Putin dan Kim Jong Un dikabarkan akan menandatangani sejumlah dokumen kerja sama yang memperdalam hubungan kedua negara.
Kunjungan Putin ke Korea Utara tersebut adalah yang pertama kalinya sejak 24 tahun terakhir ketika Putin bertemu Kim Jong Il, ayah Kim Jon Un pada tahun 2000.
Korea Utara menyambut kunjungan Putin dengan upacara besar di Kim Il Sung Square di Pyongyang, yang dihadiri oleh personel militer, pejabat hingga rakyat Korea Utara, serta dihiasi dekorasi bendera Rusia-Korea Utara hingga potret Putin yang dipajang di sejumlah lokasi.
Ukraina Akui Serang Depot Minyak Rusia
Sumber pertahanan Ukraina mengonfirmasi bahwa serangan pesawat tak berawak digunakan untuk meledakkan tangki penyimpanan minyak di dekat kota Azov di Rostov, Rusia selatan.
Agence France-Presse (AFP) mengatakan sumber pertahanan menggambarkan serangan itu sebagai serangan yang berhasil dan menyebabkan kebakaran hebat di instalasi.
Baca juga: AS Iri saat Putin Kunjungi Korea Utara, Jubir Joe Biden Bawa-bawa Perang Rusia-Ukraina
"Dinas Keamanan Ukraina (SBU) akan terus menerapkan 'sanksi drone' terhadap kompleks penyulingan minyak Rusia dan mengurangi potensi ekonomi musuh, sehingga memberikan sumber daya bagi agresor untuk berperang melawan Ukraina," kata sumber itu, kemarin, dikutip dari The Guardian.
Rusia Kirim 200 Petugas Pemadam Kebakaran untuk Padamkan Api
Kementerian darurat Rusia menerbitkan video yang menunjukkan asap tebal dan api mengepul dari beberapa tangki penyimpanan minyak di wilayah yang luas di Rostov.
Sekitar 200 petugas pemadam kebakaran dan personel darurat Rusia dikerahkan ke wilayah itu.
Wilayah Rostov terletak tepat di seberang perbatasan Ukraina dan merupakan markas operasional yang mengawasi invasi Rusia.
Serangan Drone Rusia di Lviv
Serangan drone Rusia menyebabkan seorang pria berusia 70 tahun, dirawat di rumah sakit dan merusak sebuah bangunan tempat tinggal bertingkat di kota Lviv.
Andriy Sadovyi, walikota Lviv, mengatakan drone tersebut menghantam desa Malekhiv di distrik kota dan merusak banyak jendela di bangunan tempat tinggal lainnya.
Kota ini merupakan pusat administrasi oblast Lviv di Ukraina barat di perbatasan dengan Polandia, anggota NATO.
Pasukan Rusia Mulai Maju Lagi
Ukraina mengatakan pasukan Rusia sedang berjuang untuk memasuki pinggiran Chasiv Yar di wilayah Donetsk.
“Musuh terus berusaha maju ke distrik mikro Novy di kota Chasiv Yar,” kata seorang pejabat militer Ukraina dalam sebuah pengarahan.
Lebih jauh ke selatan, militer Ukraina mengatakan pasukan Rusia juga bergerak menuju Pokrovsk, mengancam jalan utama, yang dapat mempersulit jalur pasokan Ukraina.
AS Minta China Setop Dukung Rusia
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengatakan dukungan China terhadap industri pertahanan Rusia memperpanjang perang Ukraina dan harus dihentikan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, sebelumnya mendesak NATO untuk berhenti menyalahkan China atas perang di Ukraina setelah ketua aliansi NATO, Jens Stoltenberg, menuduh China memperburuk konflik melalui dukungan terhadap Rusia.
Korea Selatan Tuduh Korea Utara Pasok Senjata ke Rusia
Menteri Pertahanan Korea Selatan, Shin Wonsik, mengatakan Korea Selatan telah mengidentifikasi setidaknya 10.000 kontainer pengiriman yang diduga berisi amunisi artileri dan senjata lain yang dikirim dari Korea Utara ke Rusia.
"Kontainer tersebut bisa memuat hingga 4,8 juta rudal," kata Shin.
Ia juga menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin, yang saat ini berkunjung ke Korea Utara untuk menandatangani kerja sama keamanan.
“Putin diperkirakan akan mengupayakan kerja sama keamanan yang lebih erat dengan Korea Utara, terutama pasokan militer seperti peluru artileri yang diperlukan untuk meraih peluang kemenangan,” kata Shin kepada Bloomberg.
(Tribunnews.com/ Chrysnha, Yunita Rahmayanti)