Presiden Turki juga mengkritik negara-negara mayoritas Muslim lainnya yang dinilai gagal meredam aksi seman-mena Israel.
"Kami sedih melihat bahwa dunia Islam bertindak dengan lamban," katanya.
Ia pun mengajak negara-negara lainnya sadar dan membela Lebanon agar kisruh perang yang diciptakan Israel tak meluas.
"Turki berdiri di samping rakyat dan pemerintah Lebanon. Saya mengajak negara-negara regional lainnya untuk berdiri solidaritas dengan Lebanon juga." lanjut Erdogan.
Pernyataan Erdogan tersebut tak pelak memicu ketegangan antara Turki dan Israel.
Hal ini diungkapkan Menteri Luar Negeri Israel Israel yakni Israel Katz yang menuduh Erdogan mendeklarasikan dukungan untuk Hezbollah.
"Erdogan mengumumkan dukungannya untuk Hizbollah melawan ancaman Israel," tulis menteri Israel tersebut di platform media sosial X
katz menambahkan bahwa Erdogan mencoba menghalangi Israel dari haknya untuk membela diri terhadap organisasi teroris yang menyerang dari Lebanon atas perintah Iran.
Perang Hamas-Israel telah membuat normalisasi hubungan Turki-Israel, yang mengalami kemajuan besar tahun lalu setelah empat tahun terhenti dan bahkan bisa pula disebut hancur berantakan.
Kedua negara tersebut diketahui menurunkan tingkat hubungan diplomatik mereka setelah pecahnya perang Israel-Palestina pada tanggal 7 Oktober 2023 lalu.
Erdogan, salah satu pendukung paling vokal bagi perjuangan Palestina, menuduh Netanyahu melakukan genosida di Gaza.
Kondisi tersebut pun membuat pemerintah Turki mengumumkan akan memutuskan hubungan perdagangan dengan negara Yahudi itu pada bulan Mei lalu.
(Tribunews.com/Bobby)