Tentara Israel Tetapkan Status Siaga di Kota Eilat, IDF Kirim Pasukan Besar dan Helikopter Takut Milisi Menyusup
TRIBUNNEWS.COM - Tentara pendudukan Israel (IDF) dilaporkan meningkatkan status siaga di Kota Eilat, Selatan wilayah pendudukan Israel, Selasa (16/7/2024).
Laporan Khaberni menyebut, peningkatan status siaga di satu di antara kota ekonomi Israel itu lantaran adanya kecurigaan terjadinya penyusupan (infiltrasi) milisi perlawanan ke Eilat.
Baca juga: Kapal Dagang Diserang di Hudaydah Yaman, Tiga Rudal Meledak Seusai Tiga Kapal Kecil Menembaki
Dalam status siaga tersebut, IDF mengirim pasukan dalam jumlah besar dan banyak helikopter karena kecurigaan adanya
"Sumber berbahasa Ibrani mengatakan ada peristiwa yang tidak jelas di Eilat dan pasukan keamanan Israel dipanggil," tulis laporan Khaberni.
"Tentara pendudukan menutup akses jalan ke Rute 12 dekat perbatasan dengan Mesir," tambah laporan itu.
Baca juga: Lagi, Pundi Uang Israel Dihajar Serangan, Kilang Minyak Haifa Dihantam Drone Milisi Perlawanan Irak
Jadi Sasaran Poros Milisi Perlawanan
Eilat menjadi satu di antara pundi uang Israel karena lokasinya sebagai satu di antara tempat pelabuhan utama negara pendudukan tersebut.
Pentingnya peran Eilat bagi pendudukan rupanya sangat dibaca oleh poros milisi perlawanan dalam aksi mereka mendukung gerakan Hamas dalam menghadapi agresi militer IDF.
Baca juga: Komite Perlawanan Palestina: Hizbullah-Houthi-Kataib Hizbullah Bersatu, Awal Habisnya Israel
Saking seringnya dihajar serangan, Pelabuhan Eilat di Israel menyatakan bangkrut setelah didera serangan Houthi dan kelompok perlawanan Irak.
Menurut Eilat, kebangkrutan itu disebabkan olah kurangnya aktivitas perdagangan di pelabuhan Israel itu.
CEO Eilat Gideon Golber kemudian menyinggung kegagalan koalisi negara-negara Barat untuk mengamankan rute pelayaran di Laut Merah.
“Pelabuhan ini ditutup total, dan tidak ada aktivitas di pelabuhan selama 8 bulan karena gagalnya koalisi negara-negara di Laut Merah,” kata Golber dikutip dari Counter Currents.
“Kami tak punya penghasilan apa pun dalam beberapa bulan terakhir, sekarang waktunya negara memberikan bantuan dan memahami bahwa pelabuhan yang ditutup itu perlu dibantu.”
Pada bulan Maret lalu Golber mengatakan Eilat bertanggung jawab aras 50 hingga 55 persen kendaraan yang diimpor dari Asia Timur.