Para pejabat Hamas telah menyatakan kesediaannya untuk menyerahkan kendali sipil atas Gaza untuk memungkinkan rekonstruksi, namun mengesampingkan pembubaran sayap militer kelompok tersebut.
“Masih ada kesenjangan besar antara Hamas dan Fatah, tetapi mereka harus mencapai konsensus nasional dalam administrasi Gaza,” kata Ibrahim Dalalsha, direktur Horizon Center, sebuah kelompok penelitian politik Palestina. “Jika hal itu tidak ada, akan terjadi tragedi besar.”
Membangun kembali Gaza akan menjadi sebuah upaya besar, karena Israel telah menghancurkan sebagian besar wilayah tersebut dan menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menarik sebagian besar dari 26 persen wilayah Gaza yang kini diduduki langsung oleh tentaranya.
Israel juga bersikeras agar komunitas internasional, terutama negara-negara Arab yang bersekutu dengan Washington, menanggung biaya pembangunan kembali kota-kota Gaza yang telah dihancurkan oleh tentaranya. Puluhan miliar dolar dibutuhkan untuk rekonstruksi, termasuk membangun kembali infrastruktur kesehatan, air, dan listrik di Gaza yang hancur.
Times menyatakan bahwa pembentukan pemerintahan di Gaza "tanpa hubungan formal dengan Hamas dapat memudahkan Amerika Serikat, negara-negara Eropa, dan organisasi internasional untuk berpartisipasi dalam membangun kembali wilayah tersebut."
Tiongkok telah berupaya memperluas hubungan dan pengaruhnya di Asia Barat dalam beberapa tahun terakhir, terutama membantu menengahi pemulihan hubungan diplomatik antara Arab Saudi dan Iran pada tahun lalu.
Tiongkok juga telah memperluas investasinya di Asia Barat dan menjadi pembeli minyak mentah Teluk terbesar.
Beijing telah lama menjalin hubungan persahabatan dengan para pemimpin Palestina di Ramallah, termasuk Presiden PA dan Ketua Fatah Mahmoud Abbas, yang telah mengunjungi Tiongkok beberapa kali.
Hamas juga ingin menjalin hubungan dekat dengan Beijing.
“Tiongkok adalah negara yang kuat, dan kami ingin memperkuat hubungan kami dengannya,” kata Abu Marzouk dalam sebuah wawancara dengan The Times di Doha. “Kami adalah orang-orang yang berada di bawah pendudukan, dan kami berusaha untuk menjalin hubungan dengan semua orang.”
SUMBER: THE CRADLE