Dugaan mereka adalah racun tikus atau keracunan talium, mengingat itu bukan kematian mendadak.
Tidak ada bukti fisik di Haddad yang membantu para dokter untuk mengambil kesimpulan, seperti yang terjadi pada para dokter di Baghdad.
Selama sepuluh hari, Haddad hidup dalam penderitaan yang amat sangat.
Jeritannya dapat didengar di seluruh rumah sakit di Berlin Timur, dan para dokter harus membiusnya sepanjang hari dan malam.
Kemudian, pada tanggal 29 Maret, Haddad meninggal dunia.
Otopsi lengkap dilakukan.
Stasi menerima rincian kematian Haddad dari seorang ahli forensik, Profesor Otto Prokop.
Laporan tersebut mengatakan bahwa Haddad meninggal karena "pendarahan otak dan pneumonia akibat panmielopati" dan bahwa ada "ruang untuk kecurigaan bahwa seseorang telah membunuhnya".
Dibunuh Agen Mossad
Haddad melatih teroris terkenal Carlos the Jackal dan mendalangi pembajakan sebuah pesawat Air France yang diterbangkan ke Entebbe di Uganda dan kemudian diselamatkan oleh pasukan komando Israel.
Tidak mengherankan jika dinas rahasia Israel, Mossad, menginginkan dia mati.
Tetapi enam tahun setelah mereka pertama kali mengeluarkan perintah pembunuhan, Haddad masih hidup dalam kenyamanan yang nyata di Baghdad.
Melansir Daily Mail, pada 10 Januari 1978, seorang agen Mossad di dalam lingkaran dalam Haddad, yang dikenal sebagai Sadness, mengganti pasta giginya dengan pasta gigi serupa yang dicampur dengan racun mematikan yang dikembangkan di laboratorium rahasia dekat Tel Aviv.
Setiap kali Haddad menyikat giginya, sejumlah kecil racun bekerja melalui gusi ke aliran darahnya.