TRIBUNNEWS.com - Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh (62), tewas dalam sebuah serangan pada Rabu (31/7/2024) menjelang fajar di kediamannya di Teheran, Iran.
Tewasnya Haniyeh telah dikonfirmasi langsung oleh Hamas dan Kelompok Perlawanan Islam Iran (IRGC).
"Pagi ini, kediaman Ismail Haniyeh di Teheran diserang, yang mengakibatkan dia dan salah satu pengawalnya tewas," ungkap IRGC, Rabu, dikutip dari Anadolu Ajansi.
Dirangkum dari Al Jazeera, berikut ini hal-hal yang perlu diketahui soal kematian Haniyeh:
Apa yang terjadi pada Haniyeh?
Haniyeh tewas setelah diserang "proyektil berpemandu udara" pada Rabu dini hari pukul 2.00 waktu setempat.
Selain Haniyeh, salah satu pengawalnya juga tewas dalam serangan tersebut.
Pemimpin Hamas itu dibunuh sehari setelah Presiden Iran terpilih, Masaoud Pezeshkian, dilantik, Selasa (30/7/2024).
Haniyeh diketahui melakukan perjalanan ke Teheran untuk menghadiri pelantikan Pezeshkian.
Acara itu merupakan kemunculan terakhir Haniyeh sebelum tewas akibat serangan.
Menurut laporan setempat, dalam pertemuan itu, Pezeshkian menegaskan kembali komitmen rakyat Iran atas dukungannya terhadap Palestina, yang kemudian disambut ucapan terima kasih Haniyeh.
Mengapa Haniyeh diserang di Teheran?
Laporan awal menyebutkan serangan itu menargetkan "tempat tinggal khusus bagi veteran perang di Teheran utara" tempat Haniyeh menginap.
Baca juga: Kemunculan Terakhir Ismail Haniyeh sebelum Tewas Diserang Israel, Hadiri Pelantikan Presiden Iran
Para analis menduga waktu dan lokasi serangan, dipilih untuk mempermalukan Iran.
"Apa yang terjadi di Teheran merupakan hal buruk bagi aparat keamanan Iran."
"Itulah sebabnya Iran, entah bagaimana, merasa harus menanggapi serangan itu," kata peneliti di Pusat Studi Strategis Timur Tengah di Teheran, Abas Aslani.