Sebagai informasi, bersamaan dengan tewasnya Haniyeh, Israel juga menyerang Lebanon sebagai tanggapan agresi di Majdal Shams yang menewaskan 12 anak.
Kendati demikian, Lebanon membantah serangan ke Majdal Shams itu.
Bagaimana tewasnya Haniyeh bisa mempengaruhi perang di Gaza?
Selama serangan Israel di Gaza, Haniyeh dianggap sebagai lawan bicara penting dalam negosiasi gencatan senjata yang ditengahi oleh Qatar, AS, dan Mesir.
Negosiasi gencatan senjata saat ini menghadapi masa depan yang tidak pasti, meskipun ada indikasi pembicaraan tersebut hampir menghasilkan kesepakatan kerangka kerja.
Menurut para analis, pembunuhan tersebut merupakan "pukulan telak" dan telah mengakhiri peluang tercapainya kesepakatan gencatan senjata yang akan segera terjadi.
"Bagaimana mediasi dapat berhasil jika satu pihak membunuh negosiator di pihak lain?" cuit Perdana Menteri Qatar, Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, seorang mediator dalam pembicaraan tersebut, di X, Rabu.
Baca juga: Berduka Atas Kematian Ismail Haniyeh, JK Meyakini Peristiwa Ini Menambah Ketegangan di Jalur Gaza
"Perdamaian membutuhkan mitra yang serius dan sikap global terhadap pengabaian terhadap kehidupan manusia," lanjut dia.
Apa yang akan terjadi selanjutnya?
Jangka pendek: Jenazah Haniyeh akan dimakamkan di Qatar, setelah upacara pemakaman di Teheran.
Rencananya, upacara itu akan berlangsung pada Kamis (1/8/2024) pukul 8.00 waktu setempat.
Setelah itu, kata Hamas, jenazah Haniyeh akan dipindahkan ke Qatar, di hari yang sama.
Sementara, salat jenazah akan diadakan di Qatar pada Jumat (2/8/2024), sebelum Haniyeh dimakamkan di sebuah pemakaman di wilayah Lusail.
Pemerintah Iran telah mengumumkan tiga hari berkabung nasional, kantor berita milik pemerintah IRNA melaporkan.
Dalam jangka panjang: Menurut para analis, eskalasi lebih lanjut dalam ketegangan regional tidak dapat diabaikan.
Abas Aslani mengatakan peristiwa tewasnya Haniyeh akan bergema di seluruh kawasan dan sekitarnya.