Garda Revolusi Iran: Israel Membunuh Haniyeh Menggunakan Proyektil Hulu Ledak Jarak Pendek Seberat 7 Kg
TRIBUNNEWS.COM - Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) pada Sabtu (3/8/2024) menyatakan Israel, dengan dukungan pemerintah Amerika Serikat (AS), merencanakan dan melaksanakan operasi pembunuhan kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh.
IRGC menyebut, operasi pembunuhan Haniyeh tersebut dilakukan dengan meluncurkan proyektil hulu ledak jarak pendek seberat 7 kg dari luar perimeter kediaman wisma tamu di Teheran, Iran.
Baca juga: Israel Prediksi Iran Kerahkan Rudal Balistik Skala Besar dalam Serangan Pembalasan di Sejumlah Lini
IRGC juga menegaskan kalau pembalasan atas tumpahnya darah pemimpin Palestina tersebut tidak dapat dihindari.
Secara tersirat, IRGC menyebut waktu serangan pembalasan tersebut ke Israel.
"Entitas teroris Zionis akan dihukum berat atas kejahatan yang sembrono dan teroris ini pada waktu, tempat, dan cara yang tepat," bunyi pernyataan IRGC.
Baca juga: Bom yang Membunuh Ismail Haniyeh Dikabarkan Diselundupkan ke Guest House di Teheran Dua Bulan Lalu
Bantah Laporan Media Barat
Pengumuman terbaru IRGC tersebut bertentangan dengan tuduhan media Barat, khususnya oleh The New York Times, yang melaporkan bahwa pembunuhan Haniyeh dilakukan dengan menggunakan alat peledak yang ditanam terlebih dahulu di kamar tidurnya.
Dalam laporannya, The New York Time mengatakan bom itu kemudian diledakkan dari jarak jauh oleh agen Mossad di wilayah Iran.
Dalam konten terkait, sumber yang mengetahui hal tersebut kepada Kantor Berita Tasnim Iran, membantah seluruh laporan The New York Times tentang pembunuhan Haniyeh tersebut.
Adapun The New York Times pada Sabtu melaporkan kalau "Iran telah menangkap lebih dari dua lusin orang, termasuk perwira intelijen senior, pejabat militer, dan pekerja staf di wisma tamu yang dikelola militer di Teheran," menyusul pembunuhan Haniyeh.
Laporan tersebut mengklaim mengambil kutipan keterangan dua orang Iran yang mengetahui penyelidikan tersebut.
Pada tanggal 31 Juli, IRGC mengumumkan kematian Haniyeh, yang sedang berkunjung ke Teheran untuk menghadiri upacara pelantikan Presiden baru Iran Masoud Pezeshkian.
Mereka bersumpah bahwa Poros Perlawanan akan membuat "Israel" membayar harga yang mahal atas pembunuhannya yang "kriminal dan pengecut".
"Kejahatan keji yang dilakukan oleh rezim Zionis dalam pembunuhan Ismail Haniyeh... tidak diragukan lagi akan ditanggapi dengan tanggapan yang keras dan menyakitkan dari Front Perlawanan yang kuat," kata IRGC dalam sebuah pernyataan.