News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Intelijen Iran: Israel Dapat Restu AS untuk Bunuh Bos Hamas Ismail Haniyeh di Teheran

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh meninggal bersama seorang pengawalnya dalam sebuah serangan di kediamannya di Kota Teheran, Rabu pagi, 31 Juli 2024. --- Iran mengatakan Israel membunuh Ismail Haniyeh dengan restu dari AS.

Namun, selama penyelidikan berlangsung, berbagai media mulai membicarakan penyebab ledakan tersebut.

"Laporan yang membicarakan rincian pembunuhan Ismail Haniyeh adalah spekulasi yang tidak akurat dan tidak resmi, selama 24 jam terakhir, banyak laporan dipublikasikan di media Iran dan internasional mengenai rincian pembunuhan Haniyeh, sementara pejabat dan pihak berwenang Iran yang bersangkutan tidak mengeluarkan informasi atau rincian apa pun mengenai insiden tersebut," kata Televisi Iran mengutip sumber pejabat dan pihak berwenang Iran, Jumat.

Sumber yang sama menegaskan laporan terpercaya mengenai hal ini hanya dipublikasikan oleh lembaga dan badan resmi Iran.

Sebelumnya, Kantor Berita Iran, Fars, mengatakan Ismail Haniyeh dibunuh oleh sebuah rudal yang menghantam kediamannya, menghancurkan sebagian atap dan jendelanya.

Media itu menambahkan, penyelidikan mengonfirmasi Israel merencanakan dan melakukan pembunuhan tersebut.

Surat kabar AS, New York Times dan Axios, merilis cerita lain yang membenarkan Israel adalah dalang pembunuhannya, namun mengklaim hal itu dilakukan dengan meledakkan bom yang ditanam di kamar Ismail Haniyeh beberapa minggu sebelumnya oleh agen Intelijen Israel (Mossad), yang diledakkan dari jarak jauh.

Jumlah Korban di Jalur Gaza

Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 39.480 jiwa dan 90.996 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Jumat (2/8/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.

Israel memperkirakan kurang lebih ada 120 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini