Pejabat itu menyebut IRGC juga menemukan bom lain di dua kamar lain.
Adapun pejabat IRGC lain yang diwawancarai menilai pembunuhan Haniyeh itu adalah penghinaan bagi Iran dan suatu kasus penerobosan besar dalam keamanan.
Menurut dia, rincian seputar pembunuhan Haniyeh masih menjadi pertanyaan.
Kasus kematian pemimpin Hamas itu memunculkan pertengkaran dalam internal IRGC. Para pejabat IRGC mulai saling menyalahkan.
Bahkan, panglima Pasukan Quds IRGC Esmail Qaani telah memanggil sejumlah orang untuk dipecat, ditangkap, dan bahkan mungkin dieksekusi.
Gunakan kecerdasan buatan?
The New York Times juga melaporkan bahwa bom itu sudah disembunyikan di kamar Haniyeh sekitar 2 bulan lalu.
Baca juga: Israel Tangkap Imam Al-Aqsa karena Ajak Doakan Haniyeh, Hamas Mengutuk
Akan tetapi, media itu mengatakan bom diselundupkan oleh Mossad sendiri.
Laporan itu didasarkan pada wawancara dengan tujuh pejabat Timur Tengah.
Bom itu diledakkan dari jarak jauh setelah Haniyeh terkonfirmasi berada di kamar berisi bom.
Media asal AS lainnya, Axios, turut mengatakan agen Mossad berada di balik pembunuhan Haniyeh.
Bahkan, Axios menyebut Mossad memanfaatkan perangkat canggih dengan kecerdasan buatan (AI) dalam operasi itu.
Dua narasumber yang didapatkan media itu berujar bahwa agen Israel mencari tahu fasilitas dan kamar mana yang akan digunakan Haniyeh dalam kunjungannya ke Teheran.
Keduanya mengatakan bom sudah ditanam di kamar Haniyeh jauh-jauh hari.
Bom kemudian diledakkan oleh agen Mossad yang masih berada di Iran setelah mengetahui Haniyeh tinggal di kamar itu.
Sementara itu, media Iran bernama Fars News menyebut kamar Haniyeh dihantam oleh peluru.
Hantaman itu menargetkan lantai empat wisma itu. Salah satu pengawal Haniyeh juga tewas.
Menurut Fars News, penyelidikan awal menunjukkan bahwa pembunuhan itu memang dilakukan oleh Israel.
(Tribunnews/Febri)