"Ini (kejahatan Israel) termasuk praktik-praktik seperti apartheid, pengepungan, dan pendudukan olehal, serta hukuman kolektif, terhadap warga Palestina," urai Maris di emailnya.
Israel saat ini tengah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutalnya yang berkelanjutan di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Israel, yang mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB, terus menyerang semua wilayah di Gaza yang menyebabkan hampir dari 39.500 warha Palestina tewas.
Sebagian besar korban tewas adalah perempuan dan anak-anak.
Potensi Eskalasi di Timur Tengah
Sementara itu, potensi eskalasi di Timur Tengah diprediksi akan memanas setelah Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, dibunuh dalam serangan di Teheran, Iran, Rabu (31/7/2024).
Menurut para analis, eskalasi lebih lanjut dalam ketegangan regional tidak dapat diabaikan pasca-tewasnya Haniyeh.
Baca juga: Penampakan Lokasi Ismail Haniyeh Dibunuh, Disebut Dilindungi Korps Garda Revolusi Iran
Peneliti di Pusat Studi Strategis Timur Tengah di Teheran, Abas Aslani, mengatakan peristiwa tewasnya Haniyeh akan bergema di seluruh kawasan dan sekitarnya.
"Saat ini, saat kita berbicara, eskalasi tampaknya tak terelakkan," kata Aslani, dikutip dari Al Jazeera.
Ia menambahkan pembunuhan itu terjadi tepat saat Presiden baru Iran, Masaoud Pezeshkian, berbicara tentang dialog dan keterlibatan dengan Barat.
"Kita mungkin mengucapkan selamat tinggal untuk saat ini pada gencatan senjata. Sebab, tewasnya Haniyeh bisa meningkat menjadi perang regional."
"PM Israel berusaha melakukan segalanya untuk memperpanjang kehidupan politiknya. Dia ingin melanjutkan perang (di Gaza), dan saya pikir ini dimaksudkan tidak hanya untuk memengaruhi proses di Teheran dan kawasan itu, tetapi juga di Washington," jelas Aslani.
Potensi itu dinilai semakin meningkat setelah Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, bersumpah akan balas dendam pada Israel atas kematian Haniyeh.
Ia menjanjikan "hukuman keras" bagi Israel sebagai balasan.
"Rezim Zionis kriminal dan teroris telah membunuh tamu kami yag terkasih di rumah kami (Iran) dan membuat kami berduka," kata Khamenei dalam sebuah pernyataan, Rabu.