News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

'Sebanyak 12 dari 16 atlet Korut adalah perempuan' - Korea Utara bertumpu pada kekuatan atlet perempuan di Olimpiade Paris

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

'Sebanyak 12 dari 16 atlet Korut adalah perempuan' - Korea Utara bertumpu pada kekuatan atlet perempuan di Olimpiade Paris

Dia juga menambahkan, " sekolah olahraga [terbaik] biasanya menyeleksi dan mendidik talenta-talenta mulai dari SD atau SMP".

Ketua Komisi Urusan Negara Korea Utara, Kim Jong Un, yang menggantikan kekuasaan ayahnya pada akhir tahun 2011 juga menekankan 'membangun kekuatan olahraga' sebagai tugas utamanya sejak awal masa jabatan.

Ia sendiri bahkan dikenal sebagai 'penggemar olahraga'.

Komite Pembina Olahraga Nasional yang dibentuk segera setelah menjabat untuk mengawasi kebijakan dan proyek olahraga, diketahui masih berfungsi. Pada tahun 2015 sebuah 'siaran televisi olahraga' kemudian didirikan untuk menyiarkan pertandingan olahraga setiap akhir pekan.

Profesor Lee Woo-young dari Pascasarjana Universitas Korea Utara menjelaskan, "sejak awal pemerintahannya Kim Jong Un telah berupaya menuju normalisasi (Korea Utara) meskipun pada tingkat yang sangat terbatas, dan dalam prosesnya setelah melakukan berbagai upaya, dia menjadi lebih tertarik pada olahraga yang dia yakini bakal memenangkan medali. Ini adalah kombinasi dari kepentingan pribadinya".

Rahasia 'kekuatan perempuan'

Lantas adakah rahasia khusus dari performa atlet putri Korea Utara belakangan ini?

Para ahli mengatakan sulit untuk mengatakan bahwa atlet perempuan Korea Utara memiliki keunggulan kompetitif, namun mereka relatif lebih kompetitif di kancah internasional dibandingkan atlet pria Korea Utara.

Profesor Heo Jeong-pil dari Institut Studi Korea Utara di Universitas Dongguk, yang mempelajari olahraga Korea Utara, menganalisis bahwa kondisi fisik atlet pria Korea Utara relatif tidak menguntungkan dibandingkan dengan atlet perempuan Korea Utara untuk tampil di kancah internasional.

Profesor Heo berkata, "kekurangan terbesar atlet pria Korea Utara adalah fisik mereka yang kecil," dan menjelaskan, "untuk mengimbangi fisik atlet dari negara Barat mereka perlu mengambil tindakan yang kompleks seperti makan dengan baik dan makan banyak daging dengan pola diet. Akan tetapi, kebanyakan dari mereka tidak mampu melakukannya".

Pada akhirnya, dari sudut pandang pemimpin Korea Utara yang menyatakan bahwa Kim Jong Un akan "membangun kekuatan olahraga", dia tidak punya pilihan selain fokus dan menginvestasikan sumber daya yang terbatas pada olahraga khusus perempuan yang hasilnya relatif lebih baik.

Han Seol-song, mantan petinju dan pembelot dari Korea Utara, mengatakan bahwa dia tidak merasa bahwa Korea Utara secara khusus mendukung atlet perempuan, namun katanya "saya harus berhati-hati karena mungkin akan terdengar seksis, tapi ada percakapan itu ada di antara para atlet di Korea Utara".

"Gambarannya adalah 'laki-laki di Eropa dan tempat lain lebih ungul secara fisik serta memiliki sejarah panjang dalam olahraga, sehingga laki-laki (Korea Utara) akan kesulitan mengatasi hambatan tersebut tidak peduli seberapa keras mereka berusaha'. Sementara itu, atlet perempuan tidak punya sejarah panjang dalam olahraga internasional... namun perempuan Korea Utara kuat-kuat. Jadi ada ruang bagi mereka untuk mendalami olahraga yang tidak populer, itulah yang saya maksud."

Han, yang saat ini berusia awal 30-an tahun bekerja sebagai petinju profesional di Korea Utara selama tujuh tahun sebelum membelot pada pertengahan tahun 2010-an.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini