Misi tetap Iran untuk PBB di New York mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Republik Iran telah menjalin kemitraan strategis jangka panjang dengan Rusia di berbagai bidang, termasuk kerja sama militer.
“Meski demikian, dari sudut pandang etika, Iran menahan diri untuk tidak mentransfer senjata apa pun, termasuk rudal, yang berpotensi digunakan dalam konflik dengan Ukraina sampai konflik tersebut selesai,” kata pernyataan itu.
Gedung Putih menolak mengonfirmasi bahwa Iran sedang melatih personel militer Rusia menggunakan Fath-360 atau sedang bersiap mengirimkan senjata tersebut ke Rusia untuk digunakan melawan Ukraina.
Kedua sumber intelijen tersebut tidak memberikan kerangka waktu pasti mengenai perkiraan pengiriman rudal Fath-360 ke Rusia, namun mengatakan hal itu akan terjadi dalam waktu dekat.
Mereka tidak memberikan informasi intelijen apa pun tentang status kontrak Ababil.
Sumber intelijen ketiga dari badan Eropa lainnya mengatakan pihaknya juga menerima informasi bahwa Rusia telah mengirim tentara ke Iran untuk berlatih penggunaan sistem rudal balistik Iran, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Pelatihan semacam itu adalah praktik standar untuk senjata Iran yang dipasok ke Rusia, kata sumber ketiga, yang juga menolak disebutkan namanya karena sensitivitas informasi tersebut.
Seorang pejabat senior Iran, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan Iran telah menjual rudal dan drone ke Rusia tetapi belum menyediakan rudal Fath-360. Tidak ada larangan hukum bagi Teheran untuk menjual senjata semacam itu ke Rusia, tambah sumber itu.
"Iran dan Rusia saling melakukan pembelian suku cadang dan peralatan militer. Cara masing-masing negara menggunakan peralatan ini sepenuhnya merupakan keputusan mereka," kata pejabat itu, seraya menambahkan bahwa Iran tidak menjual senjata ke Rusia untuk digunakan dalam perang di Ukraina.
Sebagai bagian dari kerja sama militer, pejabat Iran dan Rusia sering melakukan perjalanan antara kedua negara, tambah pejabat tersebut.
Situasi Darurat di Kursk
Kementerian Situasi Darurat Rusia mengumumkan darurat tingkat federal di wilayah Kursk, yang berbatasan dengan Ukraina.
Kursk menjadi sasaran serangan Ukraina yang semakin intens selama empat hari terakhir, menyusul serangan mendadak Ukraina pada awal pekan ini.
"Pemerintah Rusia menggolongkan keadaan darurat federal sebagai bencana alam atau buatan manusia yang mengakibatkan lebih dari 500 korban jiwa atau kerugian yang melebihi 1,2 miliar rubel ($13,6 juta)," lapor The Moscow Times, Jumat (9/8/2024).
Setidaknya, enam orang dikabarkan tewas dalam serangan tersebut dan 66 orang terluka, sembilan di antaranya anak-anak.