Kementerian Pekerjaan Umum dan Transportasi Uganda di kanal X - dulu namanya Twitter - mengunggah ucapan duka cita kepada keluarga para korban.
"Kami turut berduka cita kepada keluarga yang kehilangan orang terkasih di lokasi pembuangan sampah Kiteezi dan berdoa agar mereka yang terluka dan dirawat di rumah sakit segera pulih.
Kemarin, tim kami bergabung dengan MDA lain dalam upaya tak kenal lelah untuk menyelamatkan korban selamat dan mengevakuasi jenazah mereka yang telah tiada.
Kami akan bekerja sama dengan lembaga yang bertanggung jawab untuk memastikan bahwa kejadian yang dapat dihindari seperti itu tidak terulang lagi," demikian cuitan X Kementerian.
Pengungsi tinggal di tenda
Secara terpisah, Palang Merah Uganda mengatakan tenda-tenda telah didirikan di dekat lokasi untuk mereka yang mengungsi akibat tanah longsor.
Baca juga: Tolak Putusan Mahkamah Internasional Terhadap Israel, Hakim Uganda Tidak Diakui Negaranya Sendiri
Wali Kota Kampala, Erias Lukwago mengatakan bahwa tempat pembuangan sampah tersebut sudah penuh.
"Ini adalah bencana dan sudah pasti terjadi," katanya.
Warga keluhkan limbah berbahaya
TPS Kiteezi seluas 36 hektar (14 hektar) adalah satu-satunya yang melayani seluruh Kampala, kota yang dihuni sekitar 4 juta orang.
Kiteezi telah menjadi satu-satunya tempat pembuangan sampah di Kampala selama beberapa dekade, yang telah mengubahnya menjadi bukit raksasa.
Warga sering mengeluh tentang limbah berbahaya yang mencemari lingkungan dan menimbulkan bahaya. Kejadian serupa
Kejadian serupa telah terjadi di seluruh Afrika sub-Sahara akibat tumpukan sampah yang dikelola dengan buruk.
Pada tahun 2017, sedikitnya 115 orang tewas di Ethiopia, tertimpa tanah longsor di tempat pembuangan sampah di Addis Ababa.
Di Mozambik, sedikitnya 17 orang tewas dalam bencana serupa di Maputo pada tahun 2018.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)