Awal tahun ini, Israel melakukan operasi selama tiga bulan di Khan Younis, mencari Sinwar baik di atas maupun di bawah tanah, tetapi tidak berhasil.
Serangan kedua di kota itu juga gagal menemukannya.
Sekarang, Israel meluncurkan operasi besar lainnya di kampung halaman Sinwar, beberapa hari setelah ia diangkat menjadi pemimpin Hamas.
Kepala militer Israel Mayjen Herzi Halevi menyatakan bahwa pengangkatan Sinwar sebagai pemimpin Hamas tidak akan mengubah apa pun, justru akan mempercepat upaya untuk menangkapnya.
Sumber di lapangan mengatakan operasi Israel di Khan Younis ditujukan untuk menghukum warga sipil atas pemilihan Sinwar, dengan mencoba memaksa mereka bekerja sama untuk mengungkapkan lokasinya.
"Mereka bahkan menyebarkan selebaran yang mendesak orang-orang untuk menentang Sinwar," kata sumber tersebut.
Namun, tidak ada warga sipil yang tahu di mana Sinwar berada, atau apakah ia berada di atas atau di bawah tanah.
Latar Belakang Yahya Sinwar
Hamas menunjuk Yahya Sinwar sebagai pemimpin politbiro baru, menggantikan Ismail Haniyeh yang dibunuh di Iran pada 31 Juli lalu.
Dilansir Al Jazeera, Yahya Sinwar lahir pada 29 Oktober 1962 di kamp pengungsi Khan Yunis di Gaza selatan.
Ia bergabung dengan Hamas ketika Sheikh Ahmad Yassin mendirikan kelompok tersebut sekitar waktu intifada Palestina pertama dimulai pada tahun 1987.
Sinwar membentuk aparat keamanan internal Hamas pada tahun berikutnya.
Baca juga: Israel Sebar Selebaran Berisi Rokok di Gaza, Suap Warga Palestina agar Beri Info soal Yahya Sinwar
Ia selanjutnya memimpin unit intelijen yang didedikasikan untuk menangkap dan menghukum tanpa ampun warga yang dituduh memberikan informasi kepada Israel.
Lulusan Universitas Islam di Gaza ini mempelajari bahasa Ibrani dengan sempurna selama 23 tahun di penjara Israel.
Sinwar dikatakan memiliki pemahaman yang mendalam tentang budaya dan masyarakat Israel.
Ia sebelumnya dipenjara atas pembunuhan dua tentara Israel.
Pada tahun 2011, Sinwar dibebaskan dalam pertukaran tahanan bersama 1.027 warga Palestina lainnya sebagai ganti tentara Israel Gilad Shalit.
Sinwar kemudian menjadi komandan senior di Brigade Ezzedine al-Qassam, sayap militer Hamas, sebelum mengambil alih kepemimpinan keseluruhan gerakan di Gaza.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)