News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Paksa Warga Palestina Masuk Terowongan Gaza, Tentara Israel: Ketimbang Kami yang Diledakkan

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Militer Israel mengaku menemukan terowongan saat melancarkan serangan ke Kota Rafah di Jalur Gaza pada Senin malam, (6/5/2024).

TRIBUNNEWS.COM – Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dilaporkan memaksa warga sipil Palestina untuk masuk ke dalam terowongan Hamas.

IDF takut terowongan itu mungkin dipasangi jebakan. Oleh karena itu, mereka memilih memaksa warga Palestina untuk masuk lebih dulu.

Praktik menggunakan warga sipil Palestina sebagai “tameng manusia” ini dilaporkan oleh Haaretz, media terkenal Israel.

Dalam laporan itu IDF “merekrut” warga Palestina yang menurut mereka akan menjadi aset berharga dalam operasi melawan Hamas di perkotaan.

Sebagian besar yang dimanfaatkan Israel ialah orang dewasa, tetapi ada pula para lansia dan remaja.

Warga Palestina itu ditangkap dan akan dipaksa masuk ke terowongan dan bangunan yang diduga berisi jebakan.

Menurut tentara Israel, akan lebih baik jika yang diledakkan adalah warga sipil Palestina ketimbang tentara Israel.

“Lebih baik mereka yang meledak ketimbang tentara,” kata seorang tentara Israel yang mengingat perkataan komandannya.

Gambar ini diambil selama tur media yang diselenggarakan oleh militer Israel pada 15 Desember 2023, menunjukkan sebuah terowongan yang dilaporkan digunakan Hamas untuk menyerang Israel melalui penyeberangan perbatasan Erez pada 7 Oktober 2023. (JACK GUEZ / AFP)

Tentara Israel itu mengklaim komandannya membenarkan tindakan seperti itu.

“Mereka berujar bahwa nyawa kami lebih berharga daripada nyawa mereka,” kata beberapa tentara.

“Ada kebanggaan dalam praktik itu.”

Baca juga: Benarkah Yahya Sinwar Pimpin Hamas dari Terowongan Bawah Tanah?

Warga Palestina yang dipaksa Israel masuk terowongan diberi tahu bahwa mereka akan dibebaskan setelah menyelesaikan satu “misi”.

Kata tentara itu, warga Palestina dibawa IDF dalam jangka waktu tertentu, mulai dari satu hari hingga satu minggu.

Haaretz menduga praktik seperti itu dilakukan secara luas di Gaza dalam beberapa bulan terakhir. Kepala Staf Israel Letjen Herzi Halevi bahkan disebut menyadari adanya praktik itu.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini