Aplikasi ini dilarang di Rusia pada tahun 2018, setelah sebelumnya Durov menolak menyerahkan data pengguna, namun larangan tersebut dicabut pada tahun 2021.
Telegram menduduki peringkat sebagai salah satu platform media sosial utama setelah Facebook, YouTube, WhatsApp, Instagram, TikTok, dan Wechat.
Pavel Durov mendirikan Telegram pada tahun 2013 dan meninggalkan Rusia pada tahun 2014 setelah menolak mematuhi tuntutan pemerintah untuk menutup komunitas oposisi di platform media sosial VKontakte miliknya, yang dijualnya.
"Saya lebih suka bebas daripada menerima perintah dari siapa pun," kata Pavel Durov kepada jurnalis Amerika, Tucker Carlson, pada April lalu tentang kepergiannya dari Rusia dan pencariannya untuk kantor pusat bagi perusahaannya.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Rusia dan Ukraina