TRIBUNNEWS.COM – Jumlah tentara Israel yang terluka dalam perang melawan kelompok Hizbullah sejak Oktober 2023 sudah mencapai lebih dari 5.650 personel.
Menurut media Israel, Yedioth Ahronoth, para tentara yang terluka itu dirawat di Pusat Kesehatan Galilea di Nahariya dan Rumah Sakit (RS) Ziv di Safed.
Para direktur RS mengungkapkan keprihatinannya atas eskalasi yang terjadi di front utara, tepatnya di perbatasan Israel-Lebanon.
“Kami sudah berada di bawah tanah selama 11 bulan, dan kami tidak bisa melihat ujungnya,” kata kedua direktur RS itu dikutip dari Al Mayadeen.
Direktur RS Ziv Salman Zarka mengungkapkan bahwa pihaknya sudah merawat sekitar 450 tentara yang terluka karena serangan Hizbullah.
“Saya tidak berbicara tentang insiden operasional, saya berbicara tentang tembakan senapan, pecahan peluru meriah, luka langsung. Jumlahnya sangat banyak,” ujar Zarka.
Zarka menyebut Israel tidak terbiasa menghadapi perang berkepanjangan.
Kata dia, perlu ada keseimbangan antara “perawatan yang menyelamatkan nyawa” dan kesiapan untuk merawat tentara Israel dalam jumlah banyak.
Dia berujar upaya penyeimbangan itu “melelahkan dan menyusahkan, terutama karena belum terlihatnya akhir perang”.
Seperti Zarka, Direktur Pusat Kesehatan Galilea Masad Barhoum juga mengungkapkan kekhawatirannya. Dia mengaku “tidak bisa melihat akhir perang”.
“Tidak ada yang mempersiapkan kami untuk tetap tinggal 11 bulan di bawah tanah. Itu tantangan yang sangat besar,” kata Barhoum.
Baca juga: Direcoki Hizbullah dan Ditelantarkan, Warga Israel Utara Mengamuk: Netanyahu Lempar Kami ke Anjing
Barhoum menyatakan pihaknya sudah merawat sekitar 1.700 tentara. Selain itu, ada 3.500 tentara lain yang dirawat di sana karena berbagai penyakit yang diderita di front utara.
Dia memperingatkan bahwa sistem kesehatan terancam tumbang dan gagal menangani banyaknya korban luka kendati RS di Israel utara memiliki perlengkapan memadai.
Pertahanan Israel dikikis Hizbullah
Israel Ziv, seorang Kepala Divisi Operasi Militer Israel, mengungkapkan keprihatinnya perihal perang di utara.