"Untuk mengakhiri keterlibatan Inggris, pemerintah Inggris harus segera memberlakukan larangan total atas penjualan senjata."
Pejabat senior urusan publik ICJP, Jonathan Purcell, mengatakan pemerintah Inggris akhirnya mengakui ada risiko yang jelas bahwa beberapa senjata Inggris dapat melanggar hukum internasional.
"Bukan berarti pengakuan seperti itu diperlukan ketika dihadapkan dengan fakta di lapangan," tambahnya.
"Itu pernyataan yang meremehkan. Pemerintah Inggris memiliki beberapa pertanyaan serius yang perlu dijawab terkait hal ini, mengapa butuh waktu lama ketika standarnya sangat rendah?"
"Kapan pemerintah Inggris akan memastikan bahwa mereka memegang teguh kewajiban hukumnya, yang sama yang pernah dinegosiasikan dan disetujui?"
"Jelas sekali bahwa Israel melanggar hukum internasional."
"Terlalu banyak warga Palestina yang telah mengalami kerugian dan kerusakan yang tidak dapat dipulihkan, kita membutuhkan larangan total sekarang."
Protes Besar-besaran di Israel
Penangguhan lisensi ekspor senjata ini dilakukan setelah federasi buruh Histadrut Israel menyerukan aksi mogok kerja selama satu hari pada hari Minggu (1/9/2024).
Aksi itu dilakukan dalam upaya untuk menekan pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu agar mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tawanan.
Mogok kerja tersebut membuat ribuan orang turun ke jalan dan memblokir jalan pada Minggu malam dan Senin.
Aksi demonstrasi meletus setelah tentara Israel menemukan enam tawanan tewas di sebuah terowongan di Gaza.
Baca juga: Salvo Roket Guyur Galilea Atas, Kepala Unit 8200 Israel Mundur Seminggu Setelah Pembalasan Hizbullah
Di sisi lain, seiring meningkatnya tekanan terhadap Netanyahu di Israel, militernya terus melakukan pemboman di seluruh Gaza.
Terbaru, empat orang tewas dalam serangan terhadap sebuah rumah di Kamp Pengungsi Bureij, menurut kantor berita Palestina, Wafa.
Pengeboman juga terjadi di wilayah lain di Gaza, termasuk Khan Younis dan Kamp Pengungsi Nuseirat, sementara serangan di Kota Gaza menewaskan lima orang.
Perang Israel di Gaza, yang telah berlangsung selama 11 bulan, telah menewaskan 40.738 orang dan melukai 94.154 lainnya.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)